RI Balas Thailand soal Myanmar: Kami Tak Berpura-pura Tahu Semuanya
Indonesia merespons pernyataan Menteri Luar Negeri Thailand, Don Pramudwinai, yang menyatakan RI tak benar-benar tahu situasi di Myanmar.
Staf Khusus Menteri Luar Negeri RI untuk Diplomasi Kawasan, Ngurah Swajaya, mengatakan bahwa Indonesia memang tak mau berpura-pura tahu.
"We are not pretending to know everything, makanya kita mau engage semua stakeholders," ujar Ngurah dalam pertemuan dengan wartawan di sela konferensi ASEAN di Jakarta, Jumat (14/7).
Ngurah melontarkan pernyataan itu untuk merespons Don yang menganggap Thailand lebih paham dampak konflik di Myanmar karena negaranya berbatasan langsung.
Akibat konflik itu, berbagai kejahatan dan dampaknya merembet ke negaranya.
Alhasil, Thailand belakangan bergerak sendiri dengan menggaet junta Myanmar dalam perundingan informal. Dalam pertemuan itu, hadir pula perwakilan dari Laos.
Sementara itu, negara-negara ASEAN lainnya masih memboikot junta karena tak menunjukkan gelagat baik untuk menyelesaikan konflik sesuai dengan kesepakatan 5 Poin Konsensus (5PC) sebelumnya.
Sikap Thailand ini dianggap merusak pendekatan ASEAN dalam menyelesaikan konflik Myanmar. Merespons pernyataan Don, Ngurah mengatakan bahwa Indonesia selaku ketua ASEAN memang tak mengetahui betul situasi di Myanmar.
Karena itu, Indonesia melakukan pendekatan dengan berbagai pihak terkait di Myanmar, termasuk junta, guna berupaya meredam pertikaian.
"Makanya kita mau lakukan kerja sama. Kita mau engage seluas mungkin. Saya kira belum pernah ada engagement seluas ini sebelumnya."
Ngurah lantas menjabarkan bahwa Indonesia tak hanya melakukan pendekatan dengan berbagai pihak terkait di Myanmar, tapi juga negara-negara tetangganya.
"Kita ngomong sama India. Kita ngomong sama China. Kita ngomong sama Thailand, Bangladesh. Negara tetangga semua," tutur Ngurah.
Ia pun mengaku tak masalah jika Don mengatakan Indonesia tak tahu apa-apa soal Myanmar.
"Ya silakan saja. Itu kan judgement dia, tapi kan kalau kita lihat, semua negara anggota ASEAN mendukung Indonesia. Semua negara mitra ASEAN sangat apresiasi apa yang dilakukan oleh Indonesia," ucap Ngurah.
Thailand sendiri berdalih upaya mereka menggelar beberapa pertemuan informal dengan junta militer belakangan ini sebenarnya sesuai dengan sikap ASEAN.
"Pertemuan kedua dan pertama berdasarkan pernyataan para pemimpin [ASEAN] di Phnom Penh, khususnya pada nomor 14 yang terbuka untuk eksplorasi pendekatan-pendekatan lain," kata Don.
Ngurah pun menganggap ASEAN masih satu suara dalam penyelesaian konflik Myanmar. Kesatuan itu tertuang dalam komunike yang disepakati di akhir pertemuan para menteri ASEAN di Jakarta pada Kamis malam.
Di poin 145 dalam komunike tersebut, para menteri luar negeri ASEAN mengakui pendekatan Thailand sesuai dengan keputusan dalam pertemuan di Phnom Penh sebelumnya.
"Sesuai dengan paragraf 14 dalam Peninjauan dan Keputusan Pemimpin ASEAN terkait Implementasi Konsensus 5 Poin, kami diberi tahu Thailand atas kegiatan mereka belakangan ini terkait Myanmar, yang dianggap sebagai perkembangan positif oleh sejumlah negara anggota ASEAN," bunyi komunike itu.
"Kami menegaskan kembali kesatuan ASEAN dan menekankan bahwa segala upaya harus mendukung, sesuai dengan 5PC dan dengan koordinasi ke Ketua ASEAN."
(has)