Presiden Rusia Vladimir Putin bersumpah akan melancarkan balasan atas serangan terbaru yang menargetkan Jembatan Kerch, Crimea, pada Senin (17/7).
Dalam rapat darurat dengan pejabat Kremlin, Putin mengatakan Kementerian Pertahanan Rusia sedang mempersiapkan tanggapan terkait serangan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Insiden ini merupakan serangan teroris lainnya yang dilakukan rezim Kyiv. Ini adalah tindakan kriminal yang tak berguna dan brutal dari pandangan militer karena jembatan Crimea sudah lama tidak digunakan sebagai fasilitas militer. Hanya warga sipil yang tak bersalah yang terbunuh dan terluka," kata Putin kepada wartawan dalam rapat tersebut.
Putin mengultimatum bahwa Moskow akan melancarkan balasan dengan kejam terkait serangan ini.
"Kemhan Rusia sedang mempersiapkan proposal yang dibutuhkan untuk tanggapan semacam itu. Saya sedang menunggu proposal untuk meningkatkan keamanan bagi fasilitas transportasi strategis ini," kata Putin seperti dikutip RT.
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Rusia Marat Khusnulin mengatakan tidak ada kerusakan pada tiang jembatan sepanjang 19 kilometer itu. Namun, salah satu bentangan jembatan telah hancur total sehingga perlu dibangun kembali.
Khusnulin mengatakan lalu lintas di jembatan yang menghubungkan Rusia dengan Crimea yang dicaplok dari Ukraina ini sangat terdampak akibat ledakan. Ia menuturkan saat ini kendaraan hanya bisa melewati jembatan dengan satu jalur saja.
Khusnulin menuturkan pemulihan kedua jalur jembatan akan selesai pada 1 November mendatang.
Setidaknya dua orang tewas setelah dua serangan menghantam jembatan Crimea yang menghubungkan wilayah itu dengan Rusia.
Gubernur Belgorod,Vyacheslav Gladkov, mengatakan setidaknya sepasang suami istri tewas dalam insiden tersebut.
Sementara itu, putri dari pasutri tersebut yang ikut bersama mereka terluka akibat serangan itu.
Ini merupakan serangan kedua yang menargetkan Jembatan Kerch. Pada 2022, bom truk juga sempat menerjang jembatan terpanjang di Eropa tersebut.
(rds)