Pada 2017, seorang pejabat Korea Utara sempat mengancam Pyongyang bakal melakukan uji coba bom hidrogen di Samudra Pasifik.
Pernyataan itu mencuat usai eks Presiden AS, Donald Trump, menyebut pemimpin Korut Kim Jong UN sebagai "manusia roket," demikian dikutip CNN.
Korut diyakini telah mengembangkan kemampuan senjata nuklir, tetapi ada ketidakpastian soal pembuatan senjata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Proyek Informasi Nuklir di Federasi Ilmuwan Amerika, Hans Kristensen, mengatakan Korut telah menghasilkan bahan fisik yang cukup, berdasarkan penilaian intelijen.
"Ini berpotensi membangun 30-60 hulu ledak, bukan berarti mereka harus membangun banyak senjata operasional," kata Kristensen.
China terus berusaha mengembangkan program senjata nuklir modern mereka.
Bulletin of the Atomic Scientists memperkirakan China telah memproduksi sekitar 410 hulu ledak nuklir per Maret 2023.
Namun, menurut laporan Kementerian Pertahanan AS, China diperkirakan bakal memiliki 1.000 hulu ledak nuklir pada 2030.
India diperkirakan telah memproduksi sekitar 700 kilogram plutonium untuk tingkat senjata. Jumlah ini disebut cukup untuk membuat 138 hingga 213 hulu ledak nuklir.
(isa/bac)