PM Swedia Tuding Rusia 'Kipasi' Isu Pembakaran Al Quran

CNN Indonesia
Kamis, 27 Jul 2023 21:13 WIB
PM Swedia Ulf Kristersson menuding Rusia menggunakan kampanye hitam untuk menodai citra Stockholm di mata global menyusul insiden pembakaran Al Quran.
PM Swedia Ulf Kristersson kritik Rusia soal pembakaran Al Quran di Swedia. (JOHN THYS/AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson menuding Rusia menggunakan kampanye hitam untuk menodai citra Stockholm di mata global menyusul serangkaian insiden pembakaran Al Quran.

Kristersson mengatakan Rusia telah menyebarkan klaim palsu soal insiden pembakaran kitab suci umat Muslim, belakangan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita melihat aktor Rusia aktif menyebarkan klaim palsu bahwa Swedia, sebagai negara, berada di balik penodaan berbagai kitab suci. Itu, tentu saja, sepenuhnya salah," cuit Kristersson di Twitter.

Ia juga mengatakan pembakaran Al Quran terjadi di tengah situasi keamanan yang rumit.

Lebih lanjut, Kristersson menekankan bahwa pemerintah Swedia tak mengizinkan pembakaran salinan kitab suci umat Muslim di depan umum.

"Bagaimanapun, polisi mengeluarkan izin untuk pertemuan publik, hak yang diabadikan dalam konstitusi Swedia," ujar dia, dikutip Russia Today, Kamis (27/7).

Ia kemudian berkata, "Bagaimana hak itu dijalankan tergantung pada apa yang diputuskan individu untuk dirinya sendiri."

[Gambas:Video CNN]

Pekan ini, dua pembakaran Al Quran terjadi di depan Kedutaan Besar Irak di Stockholm. Polisi di lokasi tak melarang insiden tersebut.

Insiden itu sontak memicu kecaman internasional, terutama dari negara Muslim atau mayoritas Muslim. Irak bahkan mewanti-wanti akan memutus hubungan diplomatik dengan Swedia jika peristiwa serupa terjadi lagi.

Di Irak warga juga menggelar demo untuk memprotes pembakaran Al Quran di Swedia. Tak hanya itu, sejumlah pedemo membakar Kedubes Swedia di Irak.

Bukan cuma negara Muslim, Rusia juga mengutuk aksi pembakaran Al Quran di Swedia.

"Sama sekali tidak ada hubungannya dengan demokrasi atau kebebasan berbicara," demikian pernyataan resmi parlemen Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin juga menyebut penyerangan terhadap Al Quran merupakan kejahatan kebencian (hate crime). Ia menegaskan aksi tersebut tak akan ditoleransi jika terjadi di Negeri Beruang Merah.

(isa/bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER