Rusia Disebut Sebar Isu Pembakaran Al Quran Buat Cegah Swedia ke NATO

CNN Indonesia
Senin, 31 Jul 2023 13:27 WIB
Swedia menuding Rusia memanfaatkan isu pembakaran Al Quran demi mempersulit dan mencegah Stockholm masuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Swedia menuding Rusia memanfaatkan isu pembakaran Al Quran demi mempersulit dan mencegah Stockholm masuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). (iStockphoto/TT)
Jakarta, CNN Indonesia --

Juru Bicara Badan Pertahanan Psikologis Swedia Mikael Ostlund menuding Rusia memanfaatkan isu pembakaran Al Quran untuk mencegah Stockholm masuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Mikael mengatakan kampanye semacam itu merupakan bagian dari agenda Rusia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jelas sekali, salah satu ambisi pihak Rusia adalah bisa mempersulit kami bergabung dengan NATO," ujar Mikael, seperti dikutip Reuters, Senin (31/7).

Tuduhan serupa juga disampaikan Menteri Pertahanan Carl Oskar Bohlin dan Perdana Menteri Ulf Kristersson.

Bohlin mengatakan ada upaya sabotase dari Rusia terkait pembakaran Al Quran.

"Aktor yang didukung Rusia memperkuat pernyataan salah seperti bahwa [pemerintah] Swedia berada di balik penodaan kitab suci. Itu, tentu saja, sepenuhnya salah." kata Bohlin, seperti dikutip The Guardian.

Sementara itu, Kristersson menyebut Rusia memanfaatkan situasi saat ini untuk kepentingan mereka.

"Kami, saat ini sedang dalam situasi keamanan paling serius sejak perang dunia kedua dan, untuk Swedia, kami sadar bahwa negara dan aktor seperti negara secara aktif memanfaatkan situasi ini," ucap dia.

Swedia tengah menjadi sorotan usai serangkaian pembakaran Al Quran belakangan ini.

Aksi tersebut memicu kecaman internasional. Bagi Swedia, bahkan tindakan itu mempersulit langkah mereka bergabung dengan aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Menanggapi pembakaran Al Quran di Swedia juga Denmark, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menggelar pertemuan khusus secara daring pada Senin ini.

Mereka bakal membahas tindakan "penodaan provokatif" terhadap Al Quran yang berulang kali terjadi di dua negara itu.

"Pertemuan tersebut akan mempertimbangkan peningkatan Islamofobia di Eropa dan langkah-langkah konkrit yang mungkin diambil guna melawan fenomena ini,"demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki, seperti dikutip Anadolu Agency.

(isa/rds)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER