Sementara itu, strategi nuklir China berpusat pada pencegahan melalui "pembalasan yang pasti."
Ini berarti Beijing yakin bisa bertahan dari serangan nuklir dan membalas secara proporsional sehingga menimbulkan kerusakan para pada pihak penyerang.
China juga secara resmi menerapkan kebijakan "tak menggunakan pertama kali."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka baru akan memakai nuklir untuk menyerang balik serangan nuklir yang mengancam wilayah atau militer negara ini, demikian dilaporkan Arms Control Center.
Negara pemilik kekuatan nuklir lain adalah Prancis. Menurut rilis di situs parlemen Prancis, pemerintah punya kebijakan "cukup ketat" soal penggunaan senjata nuklir.
Prancis mempertahankan persenjataan nuklir di tingkat serendah mungkin sesuai dengan konteks strategis.
"Sementara penggunaan senjata nuklir sangat terbatas di keadaan ekstrem untuk membela diri," lanjut rilis itu.
Berbeda dengan Inggris, Prancis tak berpartisipasi dalam mekanisme perencanaan nuklir NATO. Mereka pun secara resmi tak memberikan kekuatan nuklir mereka ke NATO.
Meski demikian, Pusat Pengendalian Senjata dan Non-Proliferasi menyatakan Prancis tetap dapat mengerahkan senjata nuklir jika negara tetangga atau sekutu mereka diserang.
(isa/has)