Kelompok Bersenjata Serang Markas Partai Capres Ekuador yang Dibunuh

CNN Indonesia
Kamis, 10 Agu 2023 12:04 WIB
Kelompok bersenjata serang markas Partai Movimiento Construye pada hari penembakan calon presiden Fernando Villavicencio.
Detik-detik penembakan dan serangan bom capres Ekuador Fernando Villavicencio. (AFP/STRINGER)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kelompok bersenjata serang markas Partai Movimiento Construye atau Gerakan Membangun Ekuador pada hari penembakan calon presiden Fernando Villavicencio.

Serangan itu dikabarkan oleh akun resmi partai di X (nama baru Twitter), demikian dilaporkan Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Insiden penembakan dan serangan hari ini sebetulnya sudah diawali pesan ancaman.

Seperti dilansir Associated Press, penasihat kampanye Villavicencio, Patricio Zuquilanda, mengatakan bahwa Villavicencio menerima ancaman pembunuhan sebelum insiden terjadi.

Namun, ancaman itu sudah dilaporkan ke pihak berwenang dan aparat langsung menahan satu orang.

[Gambas:Video CNN]

Ancaman seperti ini pun bukan hanya sekali. Awal bulan ini, Villavicencio mengeluhkan bahwa dia dan timnya menerima sejumlah ancaman, demikian dikutip AFP.

Tahun lalu, Villavicencio juga melaporkan serangan yang terjadi di luar kediamannya.

Serangan itu terjadi pada 2 September pukul 22.00 malam waktu setempat, dengan lima tembakan diarahkan ke luar rumah keluarga Villavicencio di utara Quito, demikian dilaporkan El Universo.

Serangan ini diduga sebagai respons atas tindakannya mengungkap jalinan hubungan sebuah kartel narkoba.

Villavicencio tewas usai ditembak saat kampanye di Quito pada Rabu (9/8).

Kabar itu disampaikan Presiden Ekuador Guillermo Lasso melalui twitnya di X (nama baru Twitter).

"Marah dan kaget dengan pembunuhan calon presiden Fernando Villavicencio. Solidaritas dan belasungkawa saya kepada istri dan putrinya," kata Lasso.

Selama berpolitik, pria berusia 59 tahun itu merupakan sosok yang keras dan vokal terhadap kasus korupsi dan kekerasan serta perdagangan narkoba.

Ekuador adalah negara dengan rekor tertinggi kekerasan geng dan diselimuti perdagangan narkoba yang tak terkendali.

Para kandidat calon presiden pun untuk pilpres 20 Agustus mendatang pun saling menonjolkan upayanya untuk memberantas kekerasan di negara Amerika Selatan itu yang meningkat, demikian dikutip dari Washington Post.

(blq/bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER