Rusia dan China menggelar latihan militer bersama di Laut Timur, salah satunya simulasi untuk melawan serangan udara musuh.
"Detasemen kapal dari Angkatan Laut Rusia dan Angkatan Laut China saat ini beroperasi di perairan Laut China Timur," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia yang dikutip AFP, Jumat (18/8).
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan selama latihan itu, para pelaut dari kedua negara menggelar berbagai operasi, termasuk latihan anti-kapal selam hingga simulasi melawan serangan udara musuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka juga melakukan latihan penyelamatan di laut, serta menyempurnakan kemampuan helikopter lepas landas dan mendarat di dek kapal perang.
Lihat Juga : |
Selain itu, mereka juga berlatih "pengisian bahan bakar cadangan dengan kapal dan memindahkan kargo."
Video yang dirilis kantor berita Rusia, TASS, menunjukkan sembilan kapal besar berlayar dalam formasi berlian. Para awak kapal terlihat memantau situasi dari dek.
Merujuk pada keterangan Kemhan Rusia, detasemen kapal tersebut sudah melintasi lebih dari 6.400 mil laut sejak latihan dimulai.
Latihan bersama ini dianggap sebagai sinyal penguatan hubungan antara Rusia dan China di tengah invasi Ukraina yang masih terus berkecamuk.
Pada Juli lalu, Rusia dan China juga menggelar patroli bersama di Laut Jepang dan Laut China Timur.
Latihan dan patroli bersama ini memicu kekhawatiran di kawasan. Korea Selatan sampai-sampai mengerahkan jet tempur untuk bersiaga ketika Rusia-China menggelar patroli Juli lalu.
Kedekatan Moskow dan Beijing juga tercermin dari kunjungan Menteri Pertahanan China, Li Shangfu, ke Rusia untuk menghadiri konferensi keamanan internasional pada pekan ini.
Setelah ke Moskow, Li juga berkunjung ke negara sekutu dekat Rusia, Belarus.
Sejak Rusia memulai invasi di Ukraina, China sebenarnya terus berupaya mengambil posisi netral. Mereka menyerukan penghentian kekerasan, tapi tak pernah mengecam agresi Rusia.
Namun belakangan, China dan Rusia terus memperkuat hubungan militer dengan patroli dan latihan bersama.
Ini juga bukan kali pertama Li melawat Moskow sejak invasi pecah. Pada April lalu, Li bertemu Presiden Vladimir Putin di Moskow. Bulan lalu, Li juga bertemu angkatan laut Rusia di Beijing.
Meski demikian, China juga menyodorkan proposal damai untuk Rusia dan Ukraina. Untuk memuluskan tawaran itu, Utusan Khusus China untuk Urusan Eurasia, Li Hui, bertemu Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada Mei.
Awal bulan ini, Li Hui bertemu perwakilan puluhan negara lainnya di Arab Saudi. Tanpa mengundang Rusia, puluhan negara itu membicarakan nasib Ukraina dan prospek perdamaian.
Li Hui mengatakan hasil pertemuan itu positif, sementara Rusia menanggapi rapat itu dengan sinis.
(has/bac)