Pemimpin pasukan bayaran Rusia Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, diduga tewas dalam kecelakaan pesawat di daerah Tver pada Rabu (23/8).
Layanan darurat Rusia melaporkan jet pribadi Embraer Legacy itu jatuh di dekat Desa Kuzhenkino dalam perjalanan dari Moskow menuju Saint Petersburg.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesawat ini membawa 10 orang, termasuk tiga awak pesawat. Menurut informasi awal, seluruh penumpang tewas.
Berikut tujuh fakta pesawat jatuh di Rusia.
Embraer Legacy sempat menukik tajam 30 detik sebelum jatuh di Tver.
Ian Petchenik dari situs pelacakan penerbangan FlightRadar24 mengatakan pesawat itu membuat manuver "vertikal ke bawah secara mendadak" pada pukul 18.19 waktu setempat.
Dalam waktu 30 detik, jet pribadi itu pun jatuh lebih dari 8.000 kaki dari ketinggian jelajahnya yang mencapai 28 ribu kaki.
"Apa pun yang terjadi, terjadi dengan cepat. Mereka mungkin telah bergulat [dengan pesawat tersebut] setelah apa pun yang terjadi," kata Petchenik, seperti dikutip Reuters, Kamis (24/8).
Data FlightRadar24 sempat mencatat posisi pesawat pada pukul 18.11 waktu setempat. Namun, data itu melambat setelahnya, diduga karena gangguan di daerah tersebut.
Sembilan menit kemudian, FlightRadar24 mencatat kembali ketinggian pesawat. Jet itu terekam beberapa kali naik dan turun beberapa ribu kaki, sebelum akhirnya menukik dan jatuh.
Badan Penerbangan Federal Rusia merilis daftar penumpang pesawat Embraer Legacy. Mereka memaparkan pesawat pribadi itu mengangkut tujuh penumpang saat jatuh dalam perjalanan.
Reuters melaporkan ketujuh penumpang itu terdiri dari Prigozhin, Valeriy Chekalov, Dmitriy Utkin, Sergei Propustin, Evgeniy Makaryan, Aleksandr Totmin, dan Nikolai Matuseev.
Chekalov merupakan asisten Prigozhin, sementara Utkin adalah letnan kepercayaan sang pemimpin sejak awal Wagner berdiri.
Selain penumpang, jet itu juga membawa tiga awak pesawat, yaitu komandan Aleksei Levshin, kopilot Rustam Karimov, dan pramugari Kristina Raspopova, demikian dilaporkan Sky News.
Kecelakaan pesawat ini terjadi tepat dua bulan setelah pemberontakan Wagner pada 23-24 Juni lalu di Rusia. Kala itu, Wagner melakukan pemberontakan dengan tujuan menggulingkan para pejabat militer dan pertahanan Rusia.
Pemberontakan dilakukan setelah Prigozhin menuding militer Kremlin menewaskan pasukan Wagner dan merugikan Rusia di Ukraina selama invasi.
Pemberontakan itu sendiri berakhir dengan kesepakatan yang dimediasi Presiden Belarus Alexander Lukashenko. Berdasarkan kesepakatan, Wagner diizinkan pergi ke Belarus tanpa dijatuhi hukuman.
Meski dijanjikan demikian, banyak pihak percaya bahwa nyawa Prigozhin dalam bahaya. Sebab Presiden Rusia Vladimir Putin merupakan orang yang tak kenal ampun terhadap segala bentuk pemberontakan.
Sejumlah sumber yang enggan dikutip identitasnya mengatakan kepada media Rusia bahwa mereka meyakini jet pribadi itu ditembak menggunakan satu atau lebih rudal darat ke udara. Meski demikian, Reuters tidak dapat mengonfirmasi dugaan tersebut.
Sementara itu, saluran Telegram yang berafiliasi dengan Wagner, Gray Zone, juga menuding Kementerian Pertahanan Rusia menembakkan rudal ke arah Embraer Legacy sehingga pesawat jatuh.
"[Pesawat Prigozhin] telah ditembak jatuh oleh sistem anti-pesawat di bawah kendali Kementerian Pertahanan Federasi Rusia," tulis Gray Zone, seperti dikutip The Guardian.
Mereka lalu mengenang Prigozhin sebagai pahlawan dan patriot yang tewas di tangan "pengkhianat Rusia."
Lanjut baca di halaman berikutnya...