Kenapa Benny Wenda Bisa Pidato di KTT Melanesia hingga RI Walk Out?

CNN Indonesia
Senin, 28 Agu 2023 11:48 WIB
Pemimpin kelompok separatis Papua, Benny Wenda, berpidato di KTT Negara Melanesia (MSG) di Vanuatu hingga membuat delegasi RI walk out dari ruangan.
Pemimpin kelompok separatis Papua, Benny Wenda, berpidato di KTT Melanesian Spearhead Group (MSG) di Vanuatu hingga membuat delegasi RI walk out dari ruangan. (Dok. The Office of Benny Wenda)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemimpin kelompok separatis Persatuan Pembebasan Papua Barat (ULMWP), Benny Wenda, kembali menjadi sorotan setelah berpidato di KTT Melanesian Spearhead Group (MSG) di Prot Vila, Vanuatu, pada pekan lalu.

Pidato Benny itu memicu reaksi dari delegasi Indonesia yang ikut hadir dalam KTT tersebut. Delegasi RI yang dipimpin Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury memutuskan walk out atau keluar ruang sidang saat tokoh separatis itu hendak memulai pidatonya.

"RI menegaskan ULMWP telah menyalahgunakan forum MSG untuk menjustifikasi tindak kekerasan yang dilakukan kelompok yang terafiliasi dengan organisasi itu yang telah melakukan berbagai tindak kejahatan seperti penyanderaan, pembakaran sekolah, hingga pembunuhan terhadap Orang Asli Papua," bunyi pernyataan Kemlu RI pada Sabtu (26/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut RI, aksi walk out dibutuhkan untuk menggambarkan penolakan keras terhadap masalah ini. Aksi keluar ruang sidang seperti ini memang lumrah terjadi dalam suatu pertemuan untuk menunjukkan sikap penentangan.

"Delegasi RI telah mengambil langkah-langkah yang lazim dalam dunia diplomasi untuk mengekpsresikan penolakan tersebut, termasuk meninggalkan ruangan ketika ULMWP menyampaikan narasi bohong tentang situasi di Papua," papar Kemlu RI.

[Gambas:Video CNN]

Lantas bagaimana Benny Wenda bisa hadir hingga pidato di forum negara-negara Melanesia itu?

Benny Wenda memang dikenal memiliki hubungan yang dekat dengan negara Melanesia. Beberapa negara di kawasan Pasifik itu seperti Vanuatu bahkan terang-terangan mendukung kampanye Benny memerdekakan Papua.

Melanesian Group (MSG) memiliki lima anggota yakni empat negara terdiri dari Papua Nugini, Fiji, Kepulauan Solomon, dan Vanuatu, serta satu organisasi yakni Front De Liberational De Nationale Kanak Et Solcialiste (FLNKS) dari New Caledonia.

Sementara itu, Indonesia merupakan associated member atau anggota terkait dalam forum tersebut sejak 2015. Indonesia bergabung lantaran memiliki jutaan orang Melanesia.

Di sisi lain, ULMWP selama ini berstatus observer atau pemantau di MSG.

Benny Wenda diketahui memang telah lama mengincar keanggotaan penuh dalam MSG. Sebab, pengakuan sebagai anggta penuh dalam MSG dianggap menjadi perluasan pengakuan dan kemenangan diplomatis terkait gerakan Papua merdeka.

Selama ini, Vanuatu menjadi salah satu negara yang vokal mengangkat isu keanggotaan ULMWP di MSG.

Pada 23 Agustus lalu, dua hari sebelum KTT MSG 2023 ini, Perdana Menteri Vanuatu Prime Minister Alatoi Ishmael Kalsakau menegaskan status keanggotaan ULMWP di MSG akan menjadi isu prioritas dalam pertemuan tinggi tersebut.

Karena itu, Benny Wenda diundang hadir dan berpidato dalam KTT tersebut. Sebelum KTT berlangsung, Benny Wenda juga sempat merasa optimistik bahwa organisasinya akan diterima sebagai anggota oleh MSG.

Namun, dalam Joint Communique MSG akhir, forum tersebut menolak keanggotaan ULMWP lagi setelah kelima anggota gagal mencapai konsensus soal ini.

Dikutip ABC News, melalui komunike bersama yang diterbitkan pada Jumat (25/8), para pemimpin MSG menyebut ULMWP tidak memenuhi "kriteria yang ada" untuk menjadi anggota.

Direktur Jenderal Asia, Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Abdul Kadir Djaelani menyatakan "penolakan tersebut menunjukkan bahwa kelompok tersebut tidak memiliki tempat sebagai anggota MSG."

Djaelani juga tegaskan bahwa MSG "menghormati prinsip kedaulatan dan keutuhan wilayah setiap negara."

(rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER