Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto bertemu dengan Menhan Amerika Serikat Lloyd Austin di Washington pada 24 Agustus lalu.
Kedua Menhan itu membahas berbagai isu mulai dari menyindir China soal Laut China Selatan, invasi Rusia ke Ukraina, hingga soal latihan gabungan AS dan RI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut poin-poin yang dibahas dalam pertemuan yang berlangsung pada 24 Agustus itu, dikutip dari rilis resmi Kemenhan AS.
Dalam rilis itu, Prabowo dan Austin memiliki pandangan serupa bahwa klaim China terkait Laut China Selatan tak sejalan dengan hukum internasional, sebagaimana tercermin dalam Hukum Laut PBB (UNCLOS).
"Mereka (Prabowo dan Austin) memandang bahwa klaim maritim China yang ekspansif di Laut China Selatan tidak sejalan dengan hukum internasional seperti yang tertuang dalam Konvensi Huku Kelautan PBB (UNCLOS)," bunyi pernyataan Kemhan AS soal pertemuan Prabowo dan Austin.
LCS menjadi kawasan rawan konflik usai China mengklaim hampir seluruh wilayah perairan itu. Perairan ini bertabrakan dengan teritorial beberapa negara Asia Tenggara seperti Filipina, Vietnam, Malaysia, hingga Brunei.
Indonesia sementara itu menyatakan tak punya sengketa dengan China di LCS. Namun, manuver kapal-kapal China di dekat Natuna kerap membuat pemerintah Indonesia cemas.
Prabowo Austin menegaskan kembali bahwa kemitraan pertahanan RI dan AS lebih kuat dari sebelumnya.
Mereka menyoroti bahwa kedua negara mengadakan lebih dari 220 pertemuan pertahanan setiap tahun.
"Mulai dari pertukaran pakar hingga latihan multilateral dengan ribuan tentara, semuanya menunjukkan luasnya interoperabilitas kita," demikian rilis Kemenhan AS.
Kedua Menhan itu juga membahas ekspansi latihan militer Garuda Shield dari latihan bilateral antar tentara menjadi latihan gabungan multinasional dengan perwakilan lebih dari 19 negara.
"Mereka berkomitmen untuk mencari peluang lebih lanjut untuk perluasan bersama," lanjut rilis itu.
Berlanjut ke halaman berikutnya >>>