Bos Wagner Grup Tewas, Berikut Daftar Tentara Bayaran di Dunia

CNN Indonesia
Rabu, 30 Agu 2023 08:28 WIB
Pasukan Wagner Group saat bertugas di Afrika. (AP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Nama pasukan bayaran Wagner Group semakin mencuat setelah salah satu bosnya, Yevgeny Prigozhin diduga dibunuh dalam peristiwa jatuhnya pesawat di wilayah Tver, Rusia.

Rekam jejak Wagner Group yang selama ini beroperasi di lebih dari 30 negara ikut terkuak.

Pemerintahan Rusia sempat terkejut dengan upaya kudeta militer yang dilakukan oleh Wagner Group. Selama ini Wagner Group dikenal sebagai pendukung Rusia untuk menginvasi Ukraina.

Middle East Monitor melaporkan bahwa intelijen AS memperkirakan terdapat lebih dari 40.000 tentara Wagner Group berasal dari narapidana.

Para pemimpin Wagner Group mengakui kemenangan Rusia diBakhmut akibat dukungan pasukannya. Mereka mengecam militer reguler Rusia dan pemimpin Kementerian Pertahanan yang tersangkut dugaan korupsi sehingga perang invasiUkraina tidak berjalan lancar.

Selain Wagner Group, masih terdapat beberapa pasukan bayaran lain di dunia yang dikenal kuat dan memiliki pengaruh.

Berikut daftar tentara bayaran di dunia:

Defion Internacional

Defion Internacional merupakan perusahaan militer swasta yang berbasis di Lima, Peru. Defion Internacional merekrut anggota untuk dilatih menjadi personel keamanan, personel logistik, personel administrasi, dan personel yang bisa memberikan pelayanan militer di seluruh dunia, dikutip dari DBpedia.

Saat ini, Defion Internacional memiliki kantor tetap di Dubai, Filipina, Sri Lanka, dan Irak. Defion Internacional membangun kerja sama utama dengan Triple Company dan Departemen Luar Negeri Amerika. Defion Internacional membantu perang dan penjagaan "Zona Hijau" di Irak dengan total pasukan lebih dari 3.000 orang.

Aegis Defense Service

Aegis Defense Service merupakan perusahaan militer dan keamanan swasta yang berpusat di Inggris. Aegis pertama kali didirikan oleh Tim Spicer, Mark Bullough, Jeffry Day dan Dominic Amstrong pada tahun Tahun 2002.

Sebelumnya, Tim Spicer juga menjabat sebagai CEO dalam perusahaan militer swasta, Sandline Internasional, yang berperan dalam konflik Papua Nugini 1997.

Dalam operasi militernya, Aegis banyak melakukan kontrak dengan kementerian pertahanan Amerika, terutama pada perang Irak. Selain itu, Aegis membantu memberikan dukungan keamanan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Komisi Tinggi Pemilu Independen (IECI).

Sejak 2011, Aegis berkomitmen memperluas cakupan rekrutmen pasukannya hingga negara-negara Afrika, dilansir dari The Guardian.

Academi

Academi termasuk dalam perusahaan tentara bayaran yang sebelumnya dikenal dengan sebutan Black Water. Perusahaan ini pertama kali didirikan pada Tahun 1997 oleh Erik Prince dan Al Clark di Karolina Utara, US.

Academi sebelumnya berganti nama beberapa kali. Black Water berubah nama menjadi Xe dan berubah lagi menjadi Academic. The Washington Post memberitakan bahwa pemilihan nama Academic digunakan untuk membangkitkan gagasan akademik Platonis, dimana terdapat semangat keunggulan, kehormatan, dan disiplin.

Academi pada mulanya hanya sebagai penyedia layanan personel penegak hukum lokal dan regional. Academi berkembang menyediakan layanan solusi penilaian resiko, keamanan, dan pelatihan militer di seluruh dunia.

Pada 2007, nama Academic sempat menjadi sorotan setelah pembantaian Nisour Square dengan penembakan penduduk sipil Irak. Total terdapat 17 warga Irak meninggal dunia dan 20 orang lainnya luka. Dilansir dari The Guardian News, tiga petugas keamanan Academic dinyatakan bersalah atas pembunuhan warga sipil tidak bersalah di lalu lintas padat Baghdad, Irak.

Triple Canopy

Salah satu perusahaan militer swasta yang cukup populer adalah Triple Canopy. Kantor pusat Triple Canopy berada di Herndon, Virginia, US. Para pasukan Triple Canopy banyak berasal dari pasukan elit Angkatan Darat AS dan personel Delta Force.

Sejak Tahun 2014, Triple Canopy bergabung dengan perusahaan militer swasta saingannya ,Academic, yang membuat terbentuknya Constellis Group. Triple Canopy dapat keuntungan besar dari bisnisnya menyediakan layanan keamanan.

Dilansir dari New York Times, Triple Canopy memenangkan kontrak dengan pemerintah untuk menjaga 13 markas Otoritas Sementara Koalisi di seluruh Irak.

Melalui kontrak ini, Triple Canopy diperkirakan dapat menghasilkan US$90 juta.

G4S Secure Solution

G4S Secure Solution mulai pada Tahun 1901 dengan nama Kjobenhavn Frederiksberg Nattevagt. Lalu berkembang memberikan layanan pemadam kebakaran, ambulan, sekuritas, hingga berubah menjadi perusahaan pengamanan.

Saat ini, G4S masuk dalam perusahaan layanan keamanan terbesar kedua di dunia. Lebih dari 625.000 pasukan tergabung dalam G4S. Dikutip dari The Guardian News, ratusan warga Afganistan yang tergabung dalam G4S terbunuh oleh tentara Taliban saat mengamankan Kedutaan Inggris dua tahun lalu.

Lanjut baca di halaman berikutnya...

Bos Wagner Grup Tewas, Berikut Daftar Tentara Bayaran di Dunia


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :