Prancis Pulangkan Puluhan Siswi Sekolah Gegara Tolak Buka Abaya

CNN Indonesia
Selasa, 05 Sep 2023 20:25 WIB
Otoritas Prancis memulangkan puluhan siswi usai menolak melepas abaya di hari pertama sekolah.
Otoritas Prancis memulangkan puluhan siswi usai menolak melepas abaya di hari pertama sekolah. (AFP/NICOLAS TUCAT)
Jakarta, CNN Indonesia --

Beberapa sekolah di Prancis memulangkan puluhan siswi gara-gara menolak melepas abaya di hari pertama tahun ajaran baru.

Menteri Pendidikan Nasional dan Pemuda Prancis Gabriel Attal mengatakan ada sekitar 300 siswi Muslim yang dengan sengaja datang ke sekolah mengenakan abaya, untuk menentang larangan pemakaian abaya di sekolah-sekolah.

Attal mengatakan sebagian besar siswi itu setuju membuka abaya mereka, sementara 67 siswi lainnya yang menolak akhirnya dipulangkan ke rumah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para siswi yang diminta pulang kemudian diberikan surat oleh pihak sekolah untuk ditujukan ke keluarga, dengan mengatakan bahwa "sekularisme bukan lah sebuah kendala, namun sebuah kebebasan".

Apabila para siswi itu datang lagi ke sekolah dengan menggunakan abaya, maka pihak sekolah akan membuka "dialog baru" dengan orang tua murid.

Agustus lalu, Prancis memang mengeluarkan larangan pemakaian abaya di sekolah-sekolah dengan alasan melanggar aturan sekularisme dalam pendidikan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron juga menegaskan akan menerapkan larangan penggunaan abaya di lingkungan sekolah dengan tegas, meski ada protes dari sebagian masyarakat.

"Sekolah di negara kita bersifat sekuler, gratis, dan wajib. Tapi mereka sekuler. Karena kondisi ini lah yang memungkinkan adanya kewarganegaraan dan oleh karena itu simbol-simbol agama apa pun tidak mempunyai tempat di dalamnya," ungkap Macron.

Lebih lanjut, Macron mengatakan para guru dan kepala sekolah di Prancis juga tidak akan dibiarkan sendirian untuk melaksanakan aturan tersebut. Nantinya, kata dia, aparat penegak hukum juga akan bertindak tanpa ampun terkait aturan itu.

"Dan di sekolah menengah atau perguruan tinggi yang paling sensitif, staf khusus akan dikirim bersama kepala sekolah dan guru untuk mendukung mereka dan untuk terlibat dalam dialog yang diperlukan dengan keluarga dan siswa," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]

Aturan baru ini disambut positif oleh kelompok sayap kanan, sementara kelompok sayap kiri berpendapat tindakan tersebut merupakan penghinaan terhadap kebebasan sipil.

Asosiasi yang mewakili umat Islam telah mengajukan mosi ke Dewan Negara selaku pengadilan tertinggi Prancis, untuk mengajukan keluhan terhadap otoritas negara atas larangan penggunaan abaya dan gamis.

(dna)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER