Jakarta, CNN Indonesia --
Gempa berkekuatan magnitudo 6,8 mengguncang Kota Marrakesh, Maroko pada Jumat (8/9) malam waktu setempat.
Bencana ini menelan ribuan korban jiwa. Mengutip AFP, pusat gempa berada di kedalaman 18,5 km dan terjadi sekitar 71 km timur laut Marrakesh.
Berdasarkan video yang beredar di media sosial, gempa menyebabkan puing-puing beterbangan ke gang-gang dan sejumlah barang berjatuhan dari rak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
USGS menyebut, warga di wilayah Marrakesh yang terdampak gempa memang tinggal dalam bangunan yang rentan guncangan gempa.
Apalagi, Maroko sering diguncang gempa bumi, khususnya di wilayah utara karena posisinya yang berada di antara lempeng Afrika dan Eurasia.
Berikut fakta-fakta gempa Maroko:
Menewaskan lebih dari 2.000 orang
Korban tewas akibat gempa dahsyat ini tercatat mencapai 2.012 orang per Minggu (10/9) ini. Selain itu, tercatat sebanyak 1.404 lainnya dalam kondisi kritis.
Hingga saat ini, tim penyelamat terus berupaya keras menyelamatkan korban yang masih terjebak dalam reruntuhan bangunan.
Ambulan penuh, korban tak terangkut
Goncangan yang dahsyat membuat warga panik dan kengerian pun menyelimuti mereka.
Staf CNN Benjamin Brown tengah berada di Marrakesh saat gempa terjadi. Ia menyaksikan langsung bagaimana warga berhamburan keluar dari rumah dengan mengenakan piyama.
"Beberapa menit kemudian, teriakan pun dimulai," ujar Brown, dikutip dari CNN, Sabtu (9/9).
Brown menyebut, mulanya warga masih tenang. Namun, kepanikan pecah saat warga mulai menyadari luka-luka akibat gempa yang mengguncang.
Ia menyebut banyak warga Marrakesh memutuskan mengungsi selepas gempa. Brown menegaskan bencana ini mengejutkan daerah tersebut.
[Gambas:Video CNN]
"Beberapa dari mereka tampak mengalami cedera kepala yang cukup serius dan mengeluarkan banyak darah. Bahkan, kondisi sangat parah sampai-sampai ada ambulans harus menolak seorang wanita yang terluka karena kapasitas mereka sudah penuh," jelas Brown.
Brown merinci banyak bangunan hancur sebagian, beberapa atap terlepas, hingga jendela kaca pecah. Bahkan, sebagian tembok bersejarah Marrakesh runtuh.
Lanjut baca di halaman berikutnya...
Tiga hari berkabung
Setelah gempa merenggut ribuan korban jiwa itu, Pemerintah Maroko mendeklarasikan tiga hari berkabung nasional.
"Tiga hari berkabung nasional sudah diputuskan, dengan pengibaran bendera setengah tiang di semua bangunan umum," bunyi pernyataan yang diterbitkan kantor berita resmi MAP setelah Raja Mohammed VI memimpin pertemuan yang membahas bencana itu, diberitakan AFP, Sabtu (9/9).
Raja Mohammed VI setelah diberi pengarahan oleh para pejabatnya memerintahkan pembentukan komisi untuk penerapan rehabilitasi dan bantuan darurat untuk membangun kembali perumahan yang hancur.
Ia juga diberi arahan untuk memberi perawatan kepada orang-orang terdampak khususnya anak yatim dan kelompok rentan.
Raja juga memerintahkan akomodasi makanan dan semua kebutuhan dasar lainnya tersedia bagi yang membutuhkan. Selain itu, dia juga membentuk rekening khusus di bank sentral untuk sumbangan bantuan.
Gempa terbesar sepanjang sejarah Maroko
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa magnitudo 6,9 itu merupakan yang terbesar sepanjang sejarah negara Maroko.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebut gempa tersebut merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif di Zona Pegunungan Atlas, Maroko.
Episenter gempa ini terletak pada koordinat 31.01° lintang utara dan 8.46 derajat bujur barat, tepatnya di darat dengan kedalaman hiposenter sangat dangkal, yakni pada 28 kilometer.
"Gempa berkekuatan Mw6,9 ini merupakan gempa utama (mainshock) dan yang terbesar dalam catatan sejarah yang pernah terjadi di Maroko. Laporan terkini menunjukkan bahwa gempa tersebut menimbulkan kerusakan dengan korban jiwa meninggal," kata Daryono dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Sabtu (9/9).
Hasil analisis mekanisme sumber yang dilakukan BMKG menunjukkan bahwa gempa yang terjadi memiliki mekanisme sumber pergerakan naik (thrust fault), yang mencerminkan adanya gaya tekan (compressional) yang terjadi pada zona tektonik sumber gempa tersebut.
Belum ada informasi WNI jadi korban
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Rabat, Maroko menyatakan hingga saat ini tidak ada informasi yang menyebut ada korban warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban gempa.
Hal tersebut disampaikan setelah pihak KBRI berkoordinasi dengan otoritas setempat dan komunitas Indonesia.
"Hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya korban WNI," ujar Direktur Perlindungan WNI Kemlu Judha Nugraha dalam keterangan tertulis, Sabtu kemarin.
Judha juga menyebut bahwa para Delegasi Indonesia di Marakesh yang sedang mengikuti The 10th International Conference on UNESCO Global Geoparks 2023 juga terpantau aman.