Israel Kejar Target Normalisasi dengan Saudi Awal 2024
Israel optimistik kerangka kesepakatan normalisasi hubungan dengan Arab Saudi bisa terlaksana awal tahun depan.
Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen menuturkan kerangka kerja kesepakatan untuk menjalin hubungan antara Israel-Saudi itu disponsori oleh Amerika Serikat. Meski masih terdapat beberapa perbedaan antara Israel dan Saudi, Cohen menilai perundingan normalisasi kedua negara terus berprogres.
"Kesenjangan ini (perbedaan pendapat) dapat dijembatani. Ini memang akan memakan waktu, tapi (prospek normalisasi hubungan) ada kemajuan," kata Cohen kepada Radio Angkatan Darat Israel pada Rabu (20/9).
"Saya pikir pasti ada kemungkinan bahwa pada kuartal pertama 2024, empat atau lima bulan lagi, kita akan berada pada titik di mana rincian (kesepakatan normalisasi) diselesaikan," paparnya menambahkan.
Kabar normalisasi hubungan Israel dan Saudi memang kian santer terdengar belakangan ini.
Meski media Israel sempat melaporkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MbS) sebagai pemimpin de facto negara kerajaan sempat kesal kepada Israel soal perundingan normalisasi, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pede upaya rujuk ini akan segera terwujud.
Hal ini dibahas dalam pertemuan bilateral antara PM Netanyahu dengan Presiden AS Joe Biden, di sela-sela Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York.
"Saya pikir di bawah kepemimpinan Anda (Biden), kita dapat mewujudkan perdamaian bersejarah antara Israel dan Arab Saudi," kata Netanyahu kepada Biden, seperti dikutip Al Jazeera.
Dalam kesempatan terpisah,MbS mengatakan bahwa negaranya memang semakin mendekati normalisasi hubungan dengan Israel.
"Setiap hari, kami semakin dekat," ujar MbS pada sesi wawancara dengan Fox News.
Ketika ditanya apa yang diperlukan untuk mencapai kesepakatan normalisasi Israel-Saudi, MbS menegaskan bahwa masalah Palestina "sangat penting" bagi Riyadh.
Tuntutan soal Palestina memang disebut-sebut sebagai ganjalan kesepakatan normalisasi hubungan Israel dan Saudi.
Saudi berulang kali menegaskan pembentukan negara Palestina yang merdeka satu-satunya solusi penyelesaian konflik di Timur Tengah.
Saudi dan Israel memang tidak pernah memiliki hubungan diplomatik sejak Perang Arab Israel pada 1948 lalu. Samapi saat ini, Saudi dan sejumlah negara Arab tetap tak menjalin hubungan formal dengan Israel sebagai bentuk solidaritas atas perjuangan Palestina untuk merdeka.
(rds)