Persatuan negara-negara Muslim di dunia kompak mengecam aksi perobekan Al Quran di depan sejumlah kedutaan besar negara di Den Haag, Belanda, pekan lalu.
Liga Muslim Dunia (Muslim World League/MWL) menyatakan "mengutuk dengan tegas" aksi "memalukan dan provokatif" yang dilakukan para ekstremis pada Sabtu (23/9) tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekretaris Jenderal dan Ketua Asosiasi Cendekiawan Muslim, Yang Mulia Syeikh Muhammad bin Abdul Karim Al-Issa, mengecam praktik biadab keji yang melanggar nilai-nilai semua agama, kemanusiaan, norma, dan prinsip, serta melanggar nilai-nilai komunitas internasional," tulis lembaga yang berbasis di Mekkah itu dalam unggahan di X.
Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC) juga menyuarakan kecaman serupa dalam situs resminya. Sekretaris Jenderal GCC Jassim Mohammed Al Budaiwi menyerukan masyarakat internasional mengambil langkah signifikan dalam menghadapi aksi semacam itu.
"Karena praktik-praktik ini sayangnya telah diulang baru-baru ini dengan dalih kebebasan berekspresi. Dan tak ada reaksi yang jelas terhadap mereka," tulis GCC, seperti dikutip Arab News, Minggu (24/9).
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) juga mengutuk keras aksi yang dilakukan oleh kelompok anti-Islam Pegida (Patriotic Europeans Against the Islamization of West) itu.
"Dewan mengutuk semua upaya merendahkan kesucian al-Mus'haf ash-Sharif serta kitab-kitab suci lainnya, nilai-nilai dan simbol-simbol Islam dan agama-agama lain di bawah dalih kebebasan berekspresi, yang bertentangan dengan amanat Pasal 19 dan 20 ICCPR," bunyi keterangan OKI dalam situs resmi.
Pada Sabtu (23/9), Pemimpin kelompok anti-Islam Pegida, Edwin Wagensveld melakukan aksi perobekan Al Quran di depan sejumlah kedutaan besar negara mayoritas Muslim seperti Indonesia, Turki, dan Pakistan di Den Haag, Belanda.
Dia membuang sejumlah halaman salinan kitab suci umat Islam itu ke tanah dan menginjak-injaknya.
Ini merupakan aksi penistaan Islam kesekian yang dilakukan sejumlah aktivis anti-Islam dalam beberapa bulan terakhir.
Pada 21 Januari lalu, politikus sayap kanan Swedia, Rasmus Paludan, melakukan pembakaran Al Quran di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm. Dia juga melakukan aksi serupa di Kedubes Turki di Copenhagen, Denmark, pada 27 Januari.
Kemudian pada 22 Januari, Wagensveld melakukan aksi perobekan Al Quran di Belanda di bawah pengamanan kepolisian. Ia kembali merobek Al Quran pada 13 Februari di Kota Utrecht dan pada 18 Agustus di depan Kedubes Turki di Den Haag.
Di Stockholm, seorang imigran Irak, Salwan Momika, juga mengikuti jejak Paludan yakni membakar Al Quran di depan masjid terbesar di Stockholm pada 28 Juni. Hari itu bertepatan dengan Hari Raya Iduladha bagi umat Islam.
Pada 3 Agustus, seorang warga Iran, Bahrami Marjan, juga membakar kitab suci Muslim tersebut di Pantai Angbybadet di Stockholm. Aksi dia saat itu dikawal oleh pihak kepolisian.
(blq/bac)