Filipina menganggap China bak anak tukang bully atau perundung di sekolah lantaran makin agresif menekan negara-negara yang lebih kecil terkait sengketa di Laut China Selatan.
Menteri Pertahanan Filipina Gilberto Teodoro pun mewanti-wanti negara di Asia Tenggara bahkan dunia untuk tegas menentang klaim China atas Laut China Selatan yang terus meluas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak bisa memikirkan kasus intimidasi yang lebih jelas dari ini. Ini bukan soal mencuri uang makan siang Anda, tapi yang sebenarnya adalah soal mencuri tas makan siang Anda, kursi Anda, bahkan iaya pendaftaran di sekolah," kata Teodoro Jr dalam wawancara eksklusif dengan CNN pada Jumat (29/9).
Pernyataan Teodoro Jr itu muncul menyusul rencana Filipina memperkuat langkah melindungi klaim teritorial atas sejumlah terumbu karang di Laut China Selatan yang juga diklaim sepihak oleh Beijing.
Filipina dan China memang memiliki sengketa wilayah di Laut China Selatan yang tak berkesudahan. Manila bahkan sempat menuntut China ke Pengadilan Permanen Arbitrase Internasional (Permanent Court of Arbitration/PCA) soal sengketa di Laut China Selatan.
Pada 2016, PCA mendukung Filipina dengan menegaskan klaim historis China atas Laut China Selatan tidak berdasar. Meski begitu, China kekeh menolak keputusan PCA dan tetap memperkuat klaimnya di perairan tersebut dengan memasang instalasi. militer hingga membangun pulau buatan.
Insiden terbaru terjadi pada bulan ini ketika Filipina menuding China mengerahkan kapal milisi maritim bayangan untuk menghancurkan terumbu karang di Laut China Selatan.
Video yang dirilis Senin oleh Penjaga Pantai Filipina menunjukkan hamparan luas karang yang memutih di sepanjang Terumbu Karang Rozul (Iroquios) dan Beting Sabina (Escoda) di Laut Cina Selatan, yang merupakan fitur bawah air di zona ekonomi eksklusif (ZEE) negara yang diakui secara internasional.
Teodoro Jr menyebut sikap tegas Filipina yang kekeh mempertahankan daerah sengketa di Laut China Selatan merupakan bagian dari perjuangan mempertahankan eksistensi negara.
"Kami berjuang untuk para nelayan kami, kami berjuang untuk sumber daya kami. Kami berjuang untuk integritas kami sebagai negara kepulauan... Keberadaan kami sebagai Republik Filipina sangat penting untuk perjuangan ini," kata Teodoro Jr seperti dikutip CNN.
"Ini bukan untuk kita, ini untuk generasi mendatang juga. Dan jika kita tidak berhenti, China akan semakin menyusup ke dalam yurisdiksi kedaulatan kita, hak kedaulatan kita, dan wilayah kita," katanya,
Menurut Teodoro Jr, "Beijing tidak akan berhenti sampai mereka menguasai "seluruh Laut Cina Selatan."