Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa negaranya sedang memulai perang yang panjang dan sulit.
"Perang ini dipaksakan kepada kita oleh serangan mematikan Hamas," ujar Netanyahu, Minggu (8/10), melansir CNN.
Pada fase pertama, lanjut Netanyahu, sebagian besar pasukan militan Hamas berhasil menembus wilayah Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun pada saat yang sama, Israel memulai formasi ofensif untuk melakukan serangan balasan.
"Itu akan berlanjut tanpa syarat dan tanpa jeda hingga tujuan tercapai," ujarnya.
"Israel bertujuan untuk meniadakan kemampuan dan keinginan [Hamas] untuk mengancam dan merugikan warga Israel selama bertahun-tahun yang akan datang," ujarnya lagi.
Netanyahu memastikan pihaknya akan memulihkan keamanan bagi warga Israel. Netanyahu yakin bahwa negara yang dipimpinnya akan menang melawan kelompok militan Palestina tersebut.
Kabinet politik dan keamanan Israel sendiri telah mengadakan pertemuan pada Sabtu (7/10) malam untuk menentukan tindakan balasan terhadap serangan mendadak Hamas.
"Kebinet membuat serangkaian keputusan operasional yang bertujuan untuk menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas dan Otoritas Palestina," tulis pernyataan dari kantor Perdana Menteri.
Di antaranya adalah keputusan kabinet untuk menghentikan pasokan listrik, bahan bakar, dan barang ke Jalur Gaza.
Eskalasi konflik antara Israel dan Palestina meningkat usai serangan mendadak yang dilancarkan Hamas pada Sabtu (7/10). Ribuan roket diluncurkan dari Jalur Gaza.
Sebanyak 300 orang di Israel dilaporkan tewas dalam insiden tersebut. Sebanyak 1.500 lainnya dilaporkan terluka.
![]() |
Israel tak tinggal diam dan meluncurkan serangan balasan. Di Palestina, sebanyak 232 korban dilaporkan tewas dan 1.697 lainnya mengalami luka-luka.
Netanyahu sendiri sebelumnya telah mendeklarasikan perang terhadap Hamas. Ia berjanji bahwa Hamas akan mendapatkan bayaran atas apa yang dilakukannya terhadap Israel.
Serangan tersebut juga memicu respons dunia. Amerika Serikat, misalnya, yang terang-terangan mendukung Israel dan akan memberikan bantuan.
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) sendiri juga dijadwalkan akan menggelar pertemuan pada Minggu (8/10) untuk membahas eskalasi konflik yang menegang di antara Israel dan Palestina.
(asr/asr)