Pilu Warga Gaza Diserang Israel: Jadi Tunawisma Usai Melahirkan

CNN Indonesia
Selasa, 10 Okt 2023 02:30 WIB
Kondisi bangunan di Gaza hancur usai diserang Israel. (Reuters/Mohammed Salem)
Jakarta, CNN Indonesia --

Israel dan kelompok militan Palestina bersenjata, Hamas tengah terlibat dalam konflik yang terus meningkat dan telah menelan lebih dari 1.000 korban dari dua sisi dalam waktu kurang dari satu hari.

Pemerintah Israel pun secara resmi telah mendeklarasikan perang terhadap kelompok militan Palestina, Hamas, usai digempur lewat serangan darat, udara, dan laut pada Sabtu (7/10) lalu.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah akan melakukan pembalasan dan menyebut negaranya akan melancarkan "balas dendam besar" dan bersiap untuk "perang yang panjang dan sulit".

Usai pernyataan perang dari Netanyahu, sejumlah warga Gaza mengaku kebingungan setelah tempat tinggal mereka hancur akibat bom yang mulai dilancarkan oleh pihak Israel.

Amer Ashour, salah satu warga Gaza, bersaksi kepada Al Jazeera, Minggu (8/10), bahwa istrinya tengah mengalami kontraksi dan segera menjalani persalinan saat Israel mulai mengepung kawasan Gaza pada Sabtu (7/10).

Ashour dan istri pun segera berlari menuju rumah sakit bersalin terdekat, dan berhasil diberkati dengan kelahiran seorang bayi laki-laki sebagai anak kedua mereka.

Nahas, setelah kedatangan bayi kedua, keluarga Ashour pulang dengan menyaksikan tempat tinggal mereka hanya menyisakan puing dan bebatuan setelah dibombardir oleh serangan Israel.

Menurut laporan Al Jazeera, Israel telah mengebom tempat tinggal mereka yang merupakan bangunan rusun 11 lantai di kawasan Al-Nasr, di sebelah barat kota Gaza.

"Apa yang paling saya khawatirkan ketika eskalasi dimulai adalah bahwa istri saya akan melahirkan," kata Ashour seperti diberitakan oleh Al Jazeera.

"Saya khawatir bagaimana kami akan sampai ke rumah sakit di tengah serangan yang terus menerus terjadi. Namun saya sama sekali saya tidak mengira bahwa rumah saya akan hancur oleh bom," ujarnya pilu.

Menurut laporan Al Jazeera, setidaknya 80 kepala keluarga lainnya juga menghuni gedung tempat tinggal Ashour tersebut.

"Hari ini, kami semua, anak-anak dan para istri kami, menjadi tunawisma," katanya sambil mengeluarkan barang-barangnya dari reruntuhan. "Ke mana kami akan pergi di saat-saat sulit seperti ini?" sambungnya.

Menyeberang sedikit menuju sisi timur Jalur Gaza, Shadi Al Hassi dan saudara laki-lakinya juga melarikan diri dari tempat tinggal setelah serangan yang menghancurkan gedung di belakang rumah mereka.

Dalam kesaksiannya, Al-Hassi mengaku harus berlarian sebelum matahari terbit dan mengungsi menuju apartemen orang tua mereka di Al-Watan Tower di pusat kota Gaza.

"Pukul empat pagi, saya terkejut oleh pengumuman yang memerintahkan kami agar segera pergi dari gedung, karena terancam oleh serangan udara Israel," kata Al-Hassi kepada Al Jazeera.

Kendaraan pemadam kebakaran dan ambulans bergegas untuk mengevakuasi penghuni gedung itu beberapa menit sebelum bom jatuh, sehingga memicu kepanikan dari para warga di gedung tersebut.

Al-Hassi mengaku begitu terkejut dengan penargetan gedung tersebut. Pasal, gedung tersebut merupakan pusat kegiatan warga sekitar dengan aktivitas sehari-hari seperti klinik, perusahaan, hingga pusat kecantikan.

Ratusan Orang Tewas Imbas Saling Serang Israel dan Hamas


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :