Jakarta, CNN Indonesia --
Terhitung sudah sepekan lebih konflik Palestina dan Israel terjadi yang menewaskan lebih dari 2.630 orang tewas, baik di wilayah Jalur Gaza maupun Israel.
Negara-negara di dunia mulai menyatakan reaksi dukungan dan keberpihakan masing-masing dengan menggelontorkan bantuan pasukan dan peralatan perang.
Israel selama ini dalam menghadapi perang tidak hanya berseteru dengan pemerintah Palestina, tetapi juga melibatkan faksi di dalamnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terdapat beberapa faksi Palestina yang dikaitkan dalam konflik Israel-Palestina.
1. Hamas
Nama Hamas dalam beberapa hari ini menjadi sorotan atas aksinya membombardir Israel dengan ribuan roket tanpa ada peringatan. Hamas merupakan kelompok militan Islam beraliran Sunni yang memerintah secara de facto di Jalur Gaza.
Dilansir dari Council of Foreign Relations, Hamas termasuk sebagai salah satu partai terbesar di Palestina yang saat ini memimpin lebih dari dua juta warga di Jalur Gaza.
Banyak negara yang menganggap Hamas sebagai organisasi terorisme karena aksi militernya. Selama ini, Hamas mendapat dukungan dana, senjata, dan pelatihan militer dari Iran's Islamic Revolutionary Guard Corps (IIRGC).
Hamas dibentuk pada Tahun 1987 sebagai respon dari terjadinya Intifada Pertama atau kebangkitan Palestina dalam pendudukan Israel di Bank Barat, Gaza, dan Timur Yerusalem. Hamas didirikan oleh Ahmed Yassin bersama dengan kerabatnya Abdel Aziz Al-Rantissi dan Hassan Yousef.
Lanjut baca di halaman berikutnya...
[Gambas:Video CNN]
2. Jihad Islam Palestina
Jihad Islam Palestina (PIJ) merupakan kelompok militan terbesar kedua di Palestina yang menguasai Gaza. PIJ dibentuk pada Tahun 1981 oleh Fatih Abd Al-Aziz Al-Shikaki dengan mendapat dukungan finansial dari Iran dan Syria.
Dalam melakukan aksi militernya, PIJ sering bekerja sama dengan Hezbollah, kelompok militan Islam asal Lebanon. Dikutip dari European Council of Foreign Relation, PIJ juga dikenal memiliki hubungan baik dengan intelijen Mesir, walaupun dalam beberapa tahun terakhir lebih dekat dengan Iran di bawah kepemimpinan Al-Nakhalah.
Antara Hamas dan PIJ terdapat strategi yang berbeda dalam memperjuangkan wilayah Gaza. Hamas bekerja di dalam pemerintahan Gaza, sehingga memerlukan suara dari rakyat dalam melakukan aksinya. Oleh karena itu, Hamas masih mempertimbangkan keselamatan warga Palestina.
Sedangkan, PIJ lebih bebas melakukan serangan bersenjatanya tanpa memikirkan keselamatan warga Palestina. Hamas tak jarang mencoba menghentikan aksi PIJ yang dianggap berbahaya.
Pendiri PIJ, Fathi Abd al-Aziz al-Shikaki, dibunuh di Malta pada tahun 1995 sebagai pembalasan atas dua kali bom bunuh diri terhadap tentara Israel di Beit Lid Junction di Israel. Bom bunuh diri terus diluncurkan PIJ ke Israel dan baru berakhir pada Tahun 2007 saat Palestina berhasil merebut Jalur Gaza.
3. Fatah
Fatah merupakan organisasi politik dan militer Arab-Palestina yang didirikan pada Tahun 1956 oleh Yasser Arafat dan Khalil al-Wazir yang dibentuk dengan tujuan melepaskan Palestina dari kendali Israel dengan melakukan perang gerilya berintensitas rendah.
Fatah lalu mengubah taktiknya dalam upaya merebut kekuasaan dari Israel melalui jalur negosiasi. Para pemimpin Fatah pernah memegang peran penting dalam terciptanya Perjanjian Oslo untuk mendamaikan kedua negara ini pada Tahun 1980-an, dilansir dari Britannia.
Tidak seperti organisasi militan Palestina lainnya, Fatah mengakui Israel dan menyetujui pembangunan di sepanjangang perbatasan setelah terjadinya Perang Enam Hari Tahun 1967.
Kini Fatah mulai tersingkirkan oleh Hamas yang memenangkan pemilu legislatif dan menguasai Gaza sejak Tahun 2007.