Perang Hamas Palestina vs Israel hingga putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang perubahan syarat calon presiden dan calon wakil presiden yang bisa membuat anak Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, bisa jadi cawapres di Pilpres 2024 menjadi sorotan berita internasional.
Berikut kilas berita internasional:
Media asing menyoroti putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang perubahan syarat calon presiden dan calon wakil presiden yang bisa membuat anak Presiden Indonesia Joko Widodo, Gibran Rakabuming, bisa jadi cawapres di pemilihan umum 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Media Hong Kong South China Morning Post (SCMP) memberitakan bahwa MK telah mengabaikan sejumlah kritik hingga petisi untuk menolak usulan untuk menurunkan batas minimal usia 40 tahun sebagai capres dan cawapres.
Berdasarkan laporan SCMP, keputusan itu pun disebut pengamat hukum dan pengamat sebagai hal yang tidak demokratis.
"Sejumlah kritikan bahkan menunjukkan upaya Jokowi berupaya membangun dinasti politik jelang pemerintahannya berakhir," demikian tulis SCMP.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menolak mengecam aksi milisi Palestina, Hamas, yang menyerang Israel hingga menyebabkan perang meletus pada 7 Oktober lalu.
"Saya katakan bahwa kami, sebagai sebuah kebijakan, punya hubungan dengan Hamas dari sebelumnya dan hubungan ini akan terus berlanjut," kata Anwar kepada parlemen, seperti dikutip Reuters, Senin (16/10).
"Karena itu, kami tidak setuju dengan sikap menekan mereka [negara-negara Barat], karena Hamas juga menang di Gaza melalui pemilihan umum dan warga Gaza memilih mereka untuk memimpin," ucap Anwar.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah mengumumkan gencatan senjata diJalur Gaza pada Senin (16/10).
"Saat ini tidak ada gencatan senjata dan bantuan kemanusiaan di Gaza sebagai imbalan untuk memindahkan orang asing," demikian pernyataan kantor Netanyahu, seperti dikutip AFP, Senin (16/10).
Militer Israel sebelumnya mengumumkan bakal melakukan gencatan senjata dengan menahan diri menyerang dua jalan di Jalur Gaza, demi membangun koridor aman bagi warga sipil untuk meninggalkan daerah kantong tersebut.
Mumtaza Tjatradiningrat (34), warga negara Indonesia (WNI) yang memiliki keluarga di Jalur Gaza, Palestina, membagikan kekhawatirannya setelah tak lagi menerima kabar dari keluarga sejak Israel membombardir kawasan itu di hari keempat perang.
Dalam wawancara bersama CNNIndonesia.com, Mumtaza mengaku sudah hilang kontak dengan keluarga pihak suaminya sejak Selasa (10/10).
Suami Mumtaza merupakan warga asli Palestina yang keluarganya menetap di Rimal, lokasi gempuran Israel saat awal perang.
(rds)