Perang milisi Hamas vs Israel yang terus berkecamuk. Target serangan Israel tidak lagi menyasar markas-markas Hamas, tetapi mulai menyasar fasilitas publik di Gaza.
Terbaru, sebuah rumah sakit di pusat kota Gaza, Al-Ahli Baptist diledakkan oleh sebuah roket yang menewaskan lebih dari 500 warga Palestina, termasuk anak-anak dan wanita.
Dikutip dari Reuters, para pejabat Palestina menuduh Israel menjadi dalang dibalik ledakan bom di Rumah Sakit Baptis, tetapi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menolak tegas tuduhan tersebut dan balik menuduh kelompok Jihad Islam Palestina sebagai pelakunya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, juga yakin bahwa Israel tidak akan melakukan tindakan keji ini.
"Saya sangat sedih dan marah dengan ledakan rumah sakit di Gaza kemarin, dan berdasarkan apa yang saya lihat, tampaknya hal itu dilakukan oleh tim lain, bukan Anda," ungkap Biden kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Berikut tujuh fakta terkait Rumah Sakit Baptis Al-Ahli yang kena bom dalam perang Hamas-Israel.
Rumah sakit Baptis Al-Ahli terletak tengah kota Gaza dan kantor pusatnya berada di lingkungan Zeitoun. Selama ini, Rumah Sakit dikelola oleh Gereja Episkopal di Yerusalem.
Rumah sakit Baptis didirikan oleh Church Mission Society oleh Gereja Inggris pada 1882, kemudian dikelola oleh misi medis Gereja Baptis selatan, dikutip dari Palestine Chronicle.
Peristiwa perpindahan tangan ini terjadi antara 1954-1982. Rumah Sakit Baptis dinobatkan sebagai rumah sakit tertua di Gaza.
Dalam Bahasa Arab, Rumah Sakit Baptis tertulis المستشفى المعمداني yang artinya "Rumah Sakit Orang Arab".
Rumah Sakit Baptis adalah salah satu pusat kesehatan besar di Gaza karena mendukung kebutuhan media ribuan warga Palestina, terutama keluarga miskin dan kelas pekerja.
Rumah sakit ini pada umumnya menangani 3.500 pasien rawat jalan, 300 operasi, dan 600 perawatan radiologi. Selama setahun, lebih dari 4.500 pasien melakukan pengobatan di Rumah Sakit Baptis.
Rumah Sakit Baptis menawarkan berbagai program perawatan gratis untuk kelompok masyarakat yang membutuhkan. Terdapat layanan klinik gratis bagi wanita lanjut usia, pasien luka bakar, anak-anak yang kekurangan gizi, deteksi dini kanker payudara, dan dukungan psikososial bagi anak serta perempuan yang memiliki trauma.
Tidak hanya memberikan layanan gratisnya di pusat kota Gaza, Rumah Sakit Baptis juga membuat program klinik gratis di desa-desa Gaza. Hal ini yang menyebabkan Rumah Sakit Baptis sering dipenuhi oleh pengungsi Palestina saat terjadi perang dengan Israel.
Perang antara Israel dan Palestina dalam memperebutkan Gaza terjadi selama berabad-abad. Sudah tidak terhitung perang pecah di Gaza yang menewaskan puluhan ribu masyarakat tidak bersalah.
Selama serangan Israel di Gaza pada 2014, Rumah Sakit Baptis menangani 45 pasien luka bakar setiap harinya, setengahnya adalah anak-anak.
(cpa/bac)