Dokter bedah ortopedi Fadhil Naim memberi kesaksian saat Rumah Sakit Baptis Al Ahli diserang di Jalur Gaza, Palestina, pada Selasa (17/10).
Naim sedang beristirahat ketika mendengar benturan keras sekitar pukul 19.00 waktu setempat. Ia mulanya tak peduli dengan suara itu dan menganggap serangan udara di tempat lain.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Bos Tertinggi Hamas Tewas Dibom Israel sampai Biden Desak Palestina |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiba-tiba, orang-orang penuh luka berdatangan ke bangsal operasi. Mereka berteriak minta tolong.
"Mereka sempat hidup, dan mereka meninggal di lengan kami karena kami tak punya cukup orang untuk menyelamatkan banyak orang," ungkap Naim ke ABC News.
Naim masih belum sepenuhnya sadar bahwa rumah sakit tempat dia bekerja hancur lebur imbas serangan roket, sampai akhirnya dia melangkah ke halaman luar.
Halaman Rumah Sakit Baptis Al Ahli di Gaza penuh dengan reruntuhan, mobil yang hangus, dan potongan-potongan tubuh.
Itulah pemandangan yang ditangkap Mohammed Al Hayek setelah RS dibom. Ia selamat karena memutuskan beli minuman hangat, sesaat sebelum rumah sakit terkena serangan.
Sebelum melangkahkan kaki, Al Hayek sempat mendapati para pengungsi menyanyi kecil dan berdoa sebelum tidur. . Ia dan kelima sepupunya tinggal di rumah sakit untuk menghindari serangan Israel.
"Saya kembali dan mendapati mereka terkoyak-koyak," kata Al Hayek.
Dia lantas menunjuk gundukan puing tempat para keponakan duduk. Kini, hanya tersisa darah mereka di dinding.
"Di sini Shahir berada, di sini Mutasim" beber Al hayek.
Para pejabat menyatakan rumah sakit itu kehabisan bahan bakar untuk menyalakan generator darurat usai Israel memblokade Gaza.
Serangan ke Rumah Sakit Al Ahli terjadi saat pasukan Israel dan milisi di Palestina, Hamas, bertempur. Mereka berperang sejak 7 Oktober.
Hamas menyalahkan Israel yang meluncurkan roket ke RS itu, tetapi mereka membantah.
Israel justru menuduh sekutu Hamas, Jihad Islam, yang menyebabkan ledakan di rumah sakit karena salah sasaran. Namun, kelompok itu juga membantah dengan menyebut tuduhan Israel tak masuk akal.
Imbas serangan ke RS di Gaza itu setidaknya 500 orang meninggal. Namun, sejauh ini belum ada angka pasti jumlah korban tewas.
(isa/bac)