Namun, Perdana Menteri Najib Mikati mengatakan negaranya sedang mengembangkan tanggap darurat "sebagai tindakan pencegahan."
Abunajela dari IOM mengatakan di tengah memburuknya situasi ekonomi dan peningkatan kemiskinan yang signifikan di seluruh populasi di Lebanon, pengungsian internal dapat menambah tekanan pada sumber daya masyarakat yang menampungnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagian besar pengungsi saat ini berlindung di lingkungan tuan rumah dan keluarga, sementara ada tiga sekolah yang ditunjuk, dikelola oleh pemerintah setempat yang juga digunakan sebagai tempat penampungan," kata Abunajela.
Seorang koresponden AFP pekan lalu melihat banyak keluarga yang mengungsi di sekolah-sekolah umum yang diubah menjadi tempat penampungan di selatan kota Tyre, di mana pihak berwenang mengatakan mereka sedang mencari tempat untuk membuka pusat penampungan keempat.
Setidaknya 40 orang tewas di sisi perbatasan Lebanon, menurut penghitungan AFP - sebagian besar adalah kombatan tetapi juga termasuk setidaknya empat warga sipil, salah satunya adalah jurnalis Reuters Issam Abdallah.
Empat orang tewas di Israel, termasuk tiga tentara dan satu warga sipil.
Meskipun saling balas dendam sejauh ini relatif terkendali, para analis telah memperingatkan bahwa kemungkinan Hizbullah meningkatkan keterlibatannya dapat bergantung pada invasi darat Israel ke Gaza.
Krisis di Lebanon telah melumpuhkan layanan dasar, mulai dari listrik hingga layanan kesehatan dan pendidikan.
"Sistem kesehatan negara ini menghadapi kekurangan sumber daya yang parah, termasuk obat-obatan" dan tenaga medis, kata Abunajela.
"Dalam konteks ini, menanggapi pengungsian dalam skala besar dan dampak kesehatan yang mungkin terjadi... mungkin membebani sistem kesehatan yang sudah rapuh," ia memperingatkan.
(chri)