Pilu Kondisi RS Gaza, Obat Menipis hingga Operasi Tanpa Anestesi

CNN Indonesia
Selasa, 24 Okt 2023 11:00 WIB
Kondisi rumah sakit di Gaza kian memprihatinkan akibat obat-obatan dan peralatan medis yang semakin kritis.
Rumah sakit di Gaza mulai kehabisan stok obat-obatan dan peralatan medis di tengah gempuran perang. Foto: AFP/SAID KHATIB
Jakarta, CNN Indonesia --

Rumah sakit di Jalur Gaza Palestina semakin "tercekik", saat gelombang pasien datang bertubi-tubi, namun obat dan peralatan medis tak lagi memadai.

Nidal Abed (51), seorang ahli bedah ortopedi, mengatakan bahwa satu-satunya hal yang lebih buruk daripada jeritan pasien yang menjalani operasi tanpa anestesi yang cukup, yakni wajah-wajah pucat pasi mereka yang menunggu gilirannya masing-masing.

Dilansir dari Associated Press, Abed mengaku merawat pasiennya di mana pun dia bisa, baik itu di lantai, koridor, maupun kamar yang dipenuhi 10 pasien, bukan hanya dua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abed harus cukup puas dengan apa pun yang bisa dia temukan di tengah stok obat dan peralatan medis yang mulai habis: pakaian untuk perban, cuka untuk antiseptik, dan jarum jahit untuk bedah.

Perang antara milisi Hamas Palestina dengan militer Israel sejak 7 Oktober lalu memang sangat berdampak pada rumah sakit maupun fasilitas vital lainnya.

Rumah sakit kekurangan air bersih. Stok barang-barang dasar untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah infeksi sudah begitu terkuras.

Bahkan, bahan bakar untuk generator rumah sakit tak lagi tersisa. Banyak rumah sakit yang mau tak mau menggunakan senter saat melakukan operasi.

"Kami kekurangan segalanya dan kami berurusan dengan operasi yang sangat kompleks," kata Abed yang bekerja dengan Dokter Lintas Batas (Doctors Without Borders) kepada AP News dari Rumah Sakit Al Quds.

Rumah Sakit Al Quds merawat ratusan pasien yang bertentangan dari perintah evakuasi Israel pada Jumat (20/10). Pusat medis ini masih beroperasi di tengah gempuran pasukan Tel Aviv yang dekat dengan lokasi rumah sakit itu.

Sekitar 10.000 warga Palestina yang mengungsi akibat bom-bom ini pun berlindung di kompleks RS Al Quds.

"Orang-orang ini semuanya ketakutan, begitu pula saya. Tapi tidak mungkin kami mengungsi," ucapnya.

Berhari-hari sejak diberlakukan blokade total, bantuan makanan, air, serta obat-obatan pun akhirnya mulai memasuki Gaza pada Sabtu (21/10). Bantuan datang dari Rafah, perbatasan daerah kantong tersebut dengan Mesir.

Dari ratusan truk bantuan, hanya puluhan yang diizinkan masuk ke Gaza oleh pemerintah Israel. Truk berisi bahan bakar tidak diperbolehkan.

Para dokter dan tim relawan lantas mewanti-wanti bahwa bantuan-bantuan tersebut tak akan cukup untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang sudah sangat mengenaskan di Gaza.

"Ini mimpi buruk. Jika tidak ada bantuan yang masuk lebih banyak, saya khawatir kita akan sampai pada titik di mana pergi ke rumah sakit akan lebih berbahaya daripada sebaliknya," kata Mehdat Abbas, seorang pejabat di Kementerian Kesehatan Gaza.

Dengan stok dan bantuan yang sangat tipis ini, kecerdikan dokter dan perawat rumah sakit di seluruh Gaza pun diuji.

Lanjut di halaman berikutnya...

Pilu Kondisi RS Gaza kala Obat Menipis hingga Operasi Tanpa Anestesi

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER