Mayoritas warga Israel percaya Perdana Menteri Benjamin Netanyahu harus secara terbuka menyatakan pertanggungjawaban atas kegagalan mencegat serangan dadakan kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober.
Serangan hingga penyanderaan ratusan orang yang dilakukan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu itu pun menjadi pemicu perang kembali pecah antara keduanya hingga hari ini.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL AS Desak Israel Tunda Serbu Gaza sampai Kapal China Siaga di Timteng |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagian besar warga Israel, terutama yang tinggal di perbatasan dekat Jalur Gaza mengaku kecewa kepada pemerintah Netanyahu. Warga menilai pemerintah Netanyahu lambat melindungi dan mengevakuasi warganya dari serangan milisi Hamas.
Menurut survei surat kabar lokal, Maariv, sebanyak 80 persen responden mengatakan Netanyahu harus mengikuti para menterinya yakni Menteri Pertahanan Yoav Gallant, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, hingga Panglima Militer Israel Herzi Halevi yang telah lebih dulu mengakui pertanggungjawaban mereka soal serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Dari 80 persen responden itu, sebanyak 69 persennya memilih partai Netanyahu, Likud, dalam pemilihan umum 2022 lalu.
Sementara itu, hanya delapan persen masyarakat umum yang berpendapat bahwa Netanyahu tidak perlu melakukannya.
Dalam survei itu, Maariv juga membuka polling soal siapa yang lebih cocok menjadi perdana menteri Israel. Sebanyak 49 persen responden memilih Ketum Partai Persatuan Nasional Benny Gantz, rival Netanyahu, yang lebih pantas menjadi PM, sekitar 28 persen lebih memilih Netanyahu, sementara sisanya ragu-ragu.
Dikutip The Times of Israel, dalam survei itu warga Israel juga ditanya pendapatnya soal rencana militer menginvasi darat Jalur Gaza Palestina yang menjadi markas Hamas. Sebanyak 65 persen warga Israel mendukung invasi darat ke Jalur Gaza, sementara 21 persen lainnya menentang.
Selain itu, 51% mendukung operasi militer skala besar di front utara menyusul meningkatnya pertempuran dengan teroris Hamas dan Hizbullah di Lebanon, sementara 30% menginginkan operasi terbatas.
Ketika ditanya siapa yang akan mereka pilih jika pemilu diadakan hari ini, jajak pendapat tersebut kembali memberikan nilai buruk pada koalisi Netanyahu saat ini yakni 43 kursi dibandingkan dengan 64 kursi.
Survei ini dilakukan pada tanggal 18 dan 19 Oktober oleh Lazar Institute, bersama dengan Panel4All, terhadap 510 responden yang merupakan sampel representatif dari orang dewasa Israel. Margin kesalahannya adalah 4,3%.
(rds)