Levitt juga mengungkapkan untuk memindahkan cuan, Hamas bergantung dengan transaksi mata uang kripto dan pencucian uang berbasis perdagangan. Ini untuk membuat uang mereka tak mudah dilacak.
Jika pihak tertentu mengirim bantuan ke Jalur Gaza via Hamas, karena mereka adalah entitas yang memerintah, maka mereka bisa menggunakan untuk tujuan lain.
"Mereka bisa menggunakannya untuk memberi konstituen dan membangun dukungan akar rumput, atau mereka bisa melakukan hal yang sama, menjualnya dan menggunakan uang itu sesuai keinginan mereka," ujar Levitt.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2021, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) juga sempat melaporkan Hamas menerima pelatihan, pendanaan, dan senjata dari Iran.
Berdasarkan laporan tersebut, 70 persen total dana yang diterima Hamas diterima dari Iran, dikutip dari NDTV.
Levitt mengatakan dukungan internasional terutama dari Iran menjadi hal yang konstan dalam pendanaan Hamas.
Iran, kata dia, berkontribusi US$70 juta hingga US$100 juta per tahun ke Hamas.
"Dengan Iran ini memungkinka mereka memperluas jangkauan melampuai batas negara mereka untuk melemahkan musuh. Ini memungkinkan mereka untuk terus berperang sampai ke negara Arab terakhir," ungkap Levitt.
(isa/bac)