Istri dan Dua Anak Kabiro Al Jazeera Gaza Tewas Akibat Serangan Israel

CNN Indonesia
Kamis, 26 Okt 2023 13:28 WIB
Duka Kepala Biro Al Jazeera Gaza usai kehilangan istri dan dua anak akibat serangan udara Israel.
Duka jurnalis di Gaza kehilangan keluarga akibat serangan Israel. Foto: AFP/MAJDI FATHI
Jakarta, CNN Indonesia --

Istri, putra, putri, dan cucu Wael Dahdouh selaku Kepala Biro Gaza Al Jazeera Arab tewas akibat serangan udara Israel.

Rekaman video Al Jazeera menunjukkan Dahdouh mengunjungi Rumah Sakit Martir Al Aqsa di Deir el-Balah pada Rabu (25/10) untuk melihat anggota keluarganya yang telah terbujur kaku di ruang jenazah.

Dahdouh berjongkok dan menyentuh wajah putranya yang berusia 15 tahun, Mahmoud, yang bercita-cita menjadi jurnalis seperti dirinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rekaman kemudian menunjukkan Dahdouh memegang tubuh putri kecilnya yang berusia 7 tahun, yang tampak terbaring tenang. Ia membisikkan kata-kata lirih kepada sang putri saat mendapati wajahnya berlumuran darah.

"Apa yang terjadi sudah jelas. Ini adalah serangkaian serangan yang menargetkan anak-anak, perempuan, dan warga sipil. Saya baru saja melaporkan peristiwa dari Yarmouk tentang serangan semacam itu, dan serangan Israel ini telah menargetkan banyak daerah, termasuk Nuseirat," ucap Dahdouh kepada Al Jazeera setelah keluar dari rumah sakit.

"Kami meragukan bahwa Israel tidak akan membiarkan orang-orang pergi tanpa menghukum mereka. Dan sayangnya, itulah yang terjadi. Ini adalah area 'aman' yang dibicarakan tentara Israel."

Dua jam berselang, cucu laki-laki Dahdouh juga dinyatakan meninggal dunia.

Beberapa anggota keluarga Dahdouh, salah satunya cucu perempuannya, selamat dalam serangan di kamp pengungsi Nuseirat ini. Keluarga Dahdouh memang tinggal di sana sejak lingkungan rumah mereka digempur Israel. Kamp ini sendiri terletak di selatan Wadi Gaza.

Menurut Al Jazeera Arab, putra Dahdouh, Yehia, terluka dalam insiden ini. Para dokter sampai harus melakukan prosedur darurat untuk menangani luka serius di kepalanya.

Namun, dengan ketiadaan ruang yang cukup, penanganan darurat itu terpaksa dilakukan di koridor rumah sakit. Bukan hanya itu, dokter juga tak bisa mendapatkan instrumen medis yang tepat, sehingga harus menjahit luka menggunakan benang non-bedah.

"Serangan tanpa pandang bulu oleh pasukan Israel mengakibatkan tewasnya istri, putra, dan putri [Dahdouh], sementara anggota keluarga lainnya terkubur di bawah reruntuhan," bunyi pernyataan resmi Al Jazeera Media Network.

"Rumah mereka menjadi sasaran di kamp Nuseirat, di pusat Gaza, di mana mereka mencari perlindungan setelah mengungsi karena pemboman awal di lingkungan rumah mereka, menyusul seruan Perdana Menteri [Benjamin] Netanyahu agar semua warga sipil bergerak ke selatan," demikian pernyataan Al Jazeera.

Berbicara dari Gaza, Youmma Elsayed dari Al Jazeera mengaku tak kuasa untuk melaporkan kabar duka yang menimpa keluarga Dahdouh. Menurutnya, sangat menyakitkan melihat betapa hancurnya Dahdouh setelah selama ini sang kabiro selalu menjadi sosok yang berusaha menenangkan semua orang.

"Sangat memilukan untuk melaporkan insiden mengenai keluarga Wael dan melihat betapa hancurnya dia. Dia [selalu] menenangkan semua orang, bicara kepada kami layaknya kakak laki-laki, bukan hanya sebagai kepala biro," ucap dia.

"Dia tidak meninggalkan Kota Gaza. Dia menetap di Gaza meskipun ada ancaman dan peringatan yang tak henti selama 19 hari berturut-turut. Dia mengatakan, 'Saya harus berada di sini, di Kota Gaza, untuk melaporkan tentang mereka yang dibom setiap hari'," lanjutnya.

(blq/dna/bac)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER