Kantor Kepresidenan Rusia buka suara usai memveto draf resolusi Amerika Serikat soal Palestina-Israel di tengah perang Hamas dan pasukan Zionis yang masih berkecamuk.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan draf yang diusung Washington hanya menyalahkan satu pihak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami perlu menyerukan gencatan senjata dan kami tak bisa mengecam tindakan satu pihak saja," kata Peskov pada Kamis (26/10).
Dia kemudian berujar, "Kami yakin pilihan kami jauh lebih seimbang."
Rusia sebelumnya juga mengajukan resolusi untuk menyelesaikan konflik antara Israel dan Hamas.
Rusia juga mengusulkan draf resolusi singkat yang berisi gencatan senjata segera, pembebasan sandera, dan pemberian bantuan kemanusiaan.
Namun hanya lima dari 15 negara anggota yang setuju.
Empat negara lain yakni Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jepang menolak. Sementara enam negara abstain yakni Albania, Brasil, Ekuador, Ghana, Malta, dan Swiss.
Peskov, dalam kesempatan itu, mengatakan perlu usaha untuk mencapai pilihan yang dianggap terbaik.
"Kita perlu melanjutkan upaya kita, kita perlu berusaha mencapai pilihan yang seimbang. Kami yakin pilihan kita jauh lebih seimbang," kata dia, dikutip Reuters.
AS mengajukan draf resolusi pada pekan lalu. Resolusi itu fokus mengatasi krisis kemanusiaan yang memburuk di Gaza.
Draf tersebut juga mencantumkan frasa bahwa Israel berhak membela diri dan mengecam serangan Hamas ke Israel.
Sebagian negara menganggap frasa itu bisa menjadi dalih Israel untuk terus melancarkan agresi ke Gaza.
Draf resolusi itu juga mencakup seruan jeda kemanusiaan untuk akses bantuan. AS menuntut Iran berhenti mengekspor senjata ke kelompok militan.
AS juga menyerukan pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera yang tersisa yang ditahan Hamas.
(isa/bac)