Hampir 50 Sandera Disebut Tewas dalam Serangan Israel di Gaza

CNN Indonesia
Kamis, 26 Okt 2023 22:45 WIB
Ilustrasi serangan Israel ke Jalur Gaza. Sayap bersenjata Hamas, Qassam Brigades, mengatakan hampir 50 sandera tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza belakangan ini. (AFP/Aris Messinis)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sayap bersenjata Hamas menyatakan "hampir 50" sandera yang ditahan di Jalur Gaza sejak serangan 7 Oktober telah tewas dalam serangan bom Israel di wilayah Palestina.

"Brigade (Ezzedine) Al-Qassam memperkirakan jumlah tahanan Zionis yang terbunuh di Jalur Gaza akibat serangan dan pembantaian Zionis telah mencapai hampir 50 orang," kata kelompok itu dalam pernyataan melalui saluran Telegramnya.

AFP pada Kamis (26/10) belum dapat memverifikasi klaim tersebut. Namun, Israel melancarkan pemboman udara dan artileri besar-besaran ke Gaza setelah Hamas melakukan serangan brutal di Israel selatan pada awal Oktober 2023.

Sebelumnya, tentara Israel mengatakan 224 orang diculik oleh militan dalam serangan yang menyebabkan 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, tewas.

"Kami telah memberi tahu keluarga 224 sandera. Jumlah ini berubah berdasarkan informasi intelijen yang kami peroleh," kata juru bicara militer Daniel Hagari.



"Hal ini akan terus berubah. Upaya memulangkan para sandera adalah prioritas utama."

Menurut angka pemerintah Israel yang tidak dapat dikonfirmasi oleh AFP, setidaknya setengah dari sandera memiliki paspor asing.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah meminta Hamas untuk memberikan bukti para sandera yang mereka tahan masih hidup dan membebaskan mereka semua dengan alasan kesehatan.

WHO mengatakan Komite Palang Merah Internasional harus segera diberi akses medis untuk memastikan status kesehatan para sandera, dan siap memberikan dukungan kesehatan apa pun yang diperlukan.

"Ada kebutuhan mendesak bagi para penyandera untuk memberikan tanda-tanda kehidupan [para sandera], bukti penyediaan layanan kesehatan dan pembebasan segera, atas dasar kemanusiaan dan kesehatan. Semua orang yang disandera," keterangan tertulis Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

"Banyak dari para sandera, termasuk anak-anak, perempuan dan orang lanjut usia, memiliki kondisi kesehatan yang sejak sebelumnya sudah memerlukan perawatan dan pengobatan segera dan berkelanjutan," ia menegaskan.

Akhir pekan lalu dan Senin (23/10), total empat orang sandera telah dibebaskan atas dasar kemanusiaan.



Dua di antaranya yakni Yocheed Lifshitz (85) dan Nurit Cooper (79), dibebaskan pada Senin (23/10). Mereka dibebaskan berkat mediasi Qatar dan Mesir.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berulang kali mendesak pembebasan tanpa syarat semua sandera yang ditahan di Gaza.

Kelompok hak asasi manusia, organisasi internasional, dan keluarga mereka yang ditawan juga menyerukan pembebasan segera para sandera.

(afp/chri)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK