Tentara Israel menuding Hamas telah menyalahgunakan rumah sakit di Jalur Gaza untuk tujuan militer ketika perang berkecamuk di dalam dan sekitar wilayah Palestina.
Juru bicara militer Israel Daniel Hagari juga menuduh kelompok militan Palestina itu menggunakan bahan bakar yang disimpan di rumah sakit untuk membantu operasi melawan mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hamas mengobarkan perang dari rumah sakit," kata Daniel Hagari seperti diberitakan AFP, Jumat (27/10).
Dalam kesempatan itu, ia mengatakan hal tersebut dilakukan hamas di rumah sakit Al-Shifa yang merupakan terbesar di Gaza. Ia menuding rumah sakit digunakan sebagai pusat komando dan kendali serta tempat persembunyian.
"Teroris bergerak bebas di Shifa dan rumah sakit lainnya," ujar Hagari.
Tak hanya itu, beberapa pintu masuk ke jaringan terowongan yang dibangun Hamas di bawah Gaza disebut bisa ditemukan di dalam rumah sakit. Sehingga, Hagari menyindir Hamas menggunakan fasilitas medis untuk melindungi operasi militer merka.
"Ada bahan bakar di rumah sakit dan Hamas menggunakannya untuk infrastruktur terornya," ucapnya.
Tuduhan tersebut muncul ketika Israel melancarkan kampanye udara terhadap Hamas, yang kini mendekati akhir minggu ketiga, sebagai respons terhadap serangan mengerikan yang dilakukan militan kelompok tersebut di Israel selatan pada 7 Oktober dan menewaskan sekitar 1.400 orang.
Tak lama setelah beredar tuduhan itu, seorang anggota senior biro politik Hamas, Izzat al-Rishq, dengan cepat membantahnya dan menyebut tudingan Israel tidak berdasar.
"Tidak ada dasar kebenaran atas pernyataan juru bicara tentara musuh," kata Rishq, seraya menuduh Israel mengarang tuduhan tersebut untuk "membuka jalan bagi pembantaian baru yang dilakukan terhadap rakyat kami."
Sebelumnya, Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini membantah adanya pengalihan jalur bantuan.
"Kami memiliki mekanisme pemantauan yang solid... UNRWA tidak dan tidak akan mengalihkan bantuan kemanusiaan ke tangan yang salah," kata Lazzarini.
Selain gempuran, Israel juga memblokir semua pengiriman bahan bakar dengan alasan itu bisa dieksploitasi Hamas untuk memproduksi senjata dan bahan peledak. Padahal bahan bakar juga diperlukan supaya rumah sakit bisa beroperasi.
Oleh sebab itu, Lazzarini juga menyoroti potensi bertambahnya korban jiwa di tengah perang Israel dan Hamas imbas blokade jalur bantuan ke Gaza.
"Orang-orang di Gaza sedang sekarat, mereka tidak hanya meninggal karena bom dan serangan, tapi nantinya bisa meninggal karena pengepungan wilayah tersebut," kata Philippe Lazzarini.
(afp/chri)