Israel masih membombardir Jalur Gaza Palestina dengan membabi buta di hari ke-26 perangnya dengan Hamas berlangsung terhitung sejak 7 Oktober lalu.
Dengan dalih memberangus milisi Hamas, Israel melancarkan serangan ke permukiman warga, fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, kamp pengungsian, hingga toko roti di Gaza.
Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan sekitar 8.796 orang tewas akibat gempuran Israel sejak 7 Oktober, termasuk 3.648 anak-anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam dua hari terakhir, pasukan Israel juga membombardir kamp pengungsi Jabalia hingga dilaporkan menewaskan 195 orang.
Kamp Jabalia yang terletak di utara Gaza memiliki lahan 1,4 kilometer persegi, seluas Hayde Park di London. Kamp pengungsi terbesar di Gaza itu menampung sekitar 16 ribu warga Palestina sejak 1948 ketika negara Arab berperang dengan Israel.
Menanggapi serangan tersebut, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai gempuran Israel di Jabalia bisa jadi sebuah tindakan kejahatan perang.
"Kami memiliki kekhawatiran serius bahwa ini merupakan serangan tak proporsional yang bisa menjadi kejahatan perang," tulis Kantor HAM PBB di X.
Dalam periode yang sama, pasukan Zionis juga dilaporkan menembaki warga yang tengah mengantre di toko roti. Puluhan orang termasuk anak-anak dan perempuan tewas imbas serangan ini.
"Orang-orang mengantre untuk mendapat sepotong roti dan kemudian ditembaki, hancur berkeping-keping, puluhan tewas, terluka. Semuanya warga sipil tak bersalah," Kata Direktur Rumah Sakit Al Shifa Mohammed Abu Salimi ke Al Jazeera, Rabu (1/11).
Lihat Juga : |
Akibat serangan itu, RS Al Shifa kewalahan menampung korban tewas maupun yang terluka.
Salimi menganggap serangan Israel sebagai pembunuhan berencana, seperti yang dilakukan mereka saat menyerang kamp pengungsi Jabalia.
Di pekan-pekan sebelumnya, Israel sempat meminta warga Gaza untuk pindah secara paksa karena mereka akan menyerang besar-besaran ke wilayah itu untuk memusnahkan Hamas.
Namun, warga tak punya pilihan lantaran perang terus terjadi dan kondisi Gaza dikepung total.
Hari-hari setelah ultimatum itu, tepatnya pada 17 Oktober, Israel melancarkan serangan besar. Mereka mengebom Rumah Sakit Baptis Al Ahli.
Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan setidaknya 500 orang meninggal gegara serangan itu.
Hamas menuduh Israel yang menjadi aktor serangan tersebut. Namun, mereka membantah dan menyebut sekutu Hamas, Jihad Islam, yang menyebabkan serangan ke RS karena salah sasaran.
Al Jazeera lalu melakukan investigasi visual dengan mengumpulkan video dari berbagai wilayah terkait peluncuran roket ke RS.
"Hasil investigasi digital Al Jazeera tidak menemukan alasan bagi tentara Israel untuk mengklaim bahwa serangan di sebelah kiri rumah sakit Baptis Al Hali di Gaza disebabkan peluncuran roket yang gagal," demikian investigasi Al Jazeera.
(isa)