Alasan Arab Tolak Usul Embargo Israel sampai Hamas Tawarkan Gencatan
Agresi Israel ke Jalur Gaza Palestina masih menjadi sorotan berita internasional pada Senin (13/11).
Berikut kilas berita internasional:
Raja Yordania Ingatkan Konsekuensi Besar Agresi Israel ke Palestina
Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein memberikan peringatan terkait konsekuensi besar atas agresi Israel ke Gaza, Palestina. Abdullah memprediksi akan terjadi "ledakan regional" jika agresi Israel ke Gaza terus berlanjut.
Ia menolak segala hasil perang Israel-Gaza yang membuat terulangnya pendudukan di wilayah tersebut.
"Skenario apa pun... untuk menduduki kembali sebagian wilayah Gaza atau mendirikan zona penyangga di dalamnya akan memperburuk krisis dan menjadi agresi terhadap hak-hak Palestina", ungkap Abdullah.
Dikepung Israel, 120 Jenazah Akan Dikubur di Kompleks RS Al Shifa Gaza
Sebanyak 120 jenazah akan dikubur di kompleks Rumah Sakit Al Shifa, Gaza, di tengah penumpukan mayat dan pengepungan pasukan Israel di fasilitas medis tersebut.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al Qudra mengatakan penguburan itu dilakukan tanpa seizin Israel karena mayat yang menumpuk bisa memperburuk krisis sanitasi.
"Kami berencana mengubur mereka hari ini di kuburan massal di dalam kompleks AL Shifa," kata Al Qudra pada Selasa (14/11), dikutip Reuters.
Hamas Tawarkan Rilis 70 Sandera Jika Israel Mau Gencatan 5 Hari
Sayap bersenjata Hamas mengatakan pihaknya bersedia membebaskan sekitar 70 sandera jika Israel bersedia menerapkan gencatan senjata selama lima hari di Jalur Gaza Palestina.
Penawaran itu diutarakan Brigade Al Qassam kepada mediator Qatar pada Senin (13/11).Juru bicara Brigade Al Qassam, Abu Ubaida, menuturkan, pihaknya siap membebaskan hingga 70perempuan dan anak-anak yang ditahan di Gaza sebagai imbalan jika Israel sepakat gencatan senjata selama lima hari.
"Minggu lalu ada upaya dari saudara-saudara Qatar untuk membebaskan wanita dan anak-anak yang ditawan musuh, sebagai imbalan atas pembebasan 200 anak-anak Palestina dan 75 wanita yang ditahan musuh," kata Abu Ubaida dalam rekaman audio yang diunggah di saluran Telegram Hamas pada Selasa (14/11).
(rds)