IDF tanpa pandang bulu membombardir berbagai rumah sakit di Gaza yang menampung pasien, rumah sakit, dan para pengungsi.
Israel dan Amerika Serikat terus dikecam masyarakat internasional atas serangan kepada berbagai rumah sakit di Gaza.
Hamas menganggap Amerika memberikan sinyal hijau kepada Israel untuk melakukan lebih banyak pembantaian kepada warga sipil dengan mendukung narasi palsu Israel terkait RS Al Shifa sebagai basis komando dan kendali Hamas, dikutip dari CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
PBB juga dinilai gagal untuk melindungi warga Palestina dari serbuan pasukan Israel.
Ini bukan pertama kalinya Israel menyerang rumah sakit di Gaza. Sebelumnya, IDF menuai kecaman internasional atas pengeboman yang seketika menewaskan 500 orang.
Kebohongan lainnya yang disampaikan oleh Israel terkait bantuan bahan bakar yang ditolak milisi Palestina.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan telah menawarkan bantuan bahan bakar ke Rumah Sakit Al Shifa yang menghentikan operasinya karena kehabisan bahan bakar, dikutip dari Reuters.
"Sebaliknya, kami malah menawarkan, tadi malam, untuk memberi mereka bahan bakar yang cukup untuk mengoperasikan rumah sakit, mengoperasikan inkubator, dan sebagainya, karena kami (tidak) berperang sama sekali dengan pasien atau warga sipil," kata Netanyahu.
Faksi Hamas di Gaza membantah tuduhan atas penolakan bantuan 300 liter bahan bakar yang disampaikan Netanyahu.
Hamas mengatakan bahwa tawaran bantuan tersebut hanya untuk meremehkan penderitaan pasien. Jumlah bantuan yang ditawarkan Netanyahu hanya mampu menyalakan generator tidak lebih dari 30 menit.
Direktur RS Al Shifa Mohammed Abu Silmeia juga membenarkan bantahan Hamas terkait tuduhan Israel bahwa milisi Palestina itu yang menolak BBM masuk ke RS.
"Seluruh klaim Israel itu tidak benar. Israel telah melakukan kejahatan melawan kemanusiaan di Gaza dan mereka ingin melanjutkan kekerasan terhadap seluruh warga Palestina di Gaza. Serangan udara Israel menyebabkan kerusakan besar di sistem kesehatan Gaza," kata Silmeia kepada TNA dikutip dari The New Arab.
(cpa/bac)