Saat kekuatan perdagangan ada di tangan Italia, Belanda, dan Inggris, orang-orang Yahudi tersingkirkan.
Penyerangan dan kebencian terhadap orang Yahudi di Eropa ditunjukkan dengan peristiwa kerusuhan anti-Yahudi di Odessa pada 1821 dan membentuk istilah Progrom. Dikutip dari Ensiklopedia Holocaust, progrom adalah istilah dalam bahasa Rusia yang berarti "membinasakan, menghancurkan dengan kekerasan".
Warga Yahudi di Kekaisaran Rusia dan negara-negara lainnya mengalami kekerasan oleh penduduk non-Yahudi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekerasan yang dialami oleh orang Yahudi semakin parah di bawah rezim Nazi pada 1933 yang dipimpin oleh Adolf Hitler. Pemerintahan Hitler berkedok membendung kekerasan terhadap Yahudi, tetapi kenyataannya kekerasan jalanan terhadap Yahudi semakin parah.
Dibentuk undang-undang anti-Yahudi pada pra perang Jerman yang merampas hak dan properti mereka, serta mengubah penduduk Yahudi menjadi buangan.
Orang-orang Yahudi dan komunis diberhentikan dari pekerjaan mereka sebagai pemerintah karena undang-undang Tahun 1933. Sebelum diumumkannya Undang-Undang Ras Nuremberg 1935, orang-orang Yahudi mengalami kekerasan dalam bentuk pembakaran sinagoga, penghancuran rumah, penghancuran tempat bisnis, dan serangan fisik.
Pada 29 Juni 1941, Jerman Nazi dan Rumania menginvasi Uni Soviet, para pejabat dan satuan militer Rumania, yang sesekali dibantu oleh serdadu Jerman, membunuh kurang lebih 8.000 orang Yahudi selama progrom di Iasi, di provinsi Moldavia, Rumania.
Setelah Perang Dunia II, progrom kembali dilakukan oleh penduduk Polandia di Kielce pada 1946. Orang Yahudi dituduh menculik anak Kristen untuk dibunuh dan dijadikan ritual. Kerusuhan yang terjadi menewaskan 42 orang Yahudi dan melukai 50 orang.
Ketakutan atas progrom saat itu menjadi salah satu alasan utama orang Yahudi melakukan migrasi besar-besaran meninggalkan Eropan dan menuju wilayah yang saat ini disebut Israel.
Yahudi Ashkenazi saat ini menjadi salah satu etnis terbesar di Israel dengan penduduk lebih dari 2,8 juta orang.
Yahudi Ashkenazi merupakan 85 persen masyarakat Yahudi di Israel pada 1948 dan jumlahnya semakin menurun menjadi 50 persen seiring dengan pertumbuhan penduduk Yahudi Mizrahi, dikutip dari Arab Center Washington DC.
Sejak awal pendirian Israel, Yahudi Ashkenazi telah memainkan peran penting dalam bidang ekonomi, media, dan politik.
Mereka memimpin berbagai proyek pengusiran warga Palestina dengan membangun infrastruktur negara Yahudi hingga berdirinya Israel Tahun 1948
Menurut Kimmerling, struktur otoritas tradisional Israel Ashkenazi berdasar pada kombinasi hegemoni ekonomi, budaya, dan militer.
Populasi Ashkenazi dan dominasi ini menjadi alasan mereka disebut sebagai pencetus pembentukan negara Israel.
(cpa/bac)