Salhab Tamimi kemudian masuk ke dalam mobil khusus yang membawa tahanan. Mobil yang disebut bosta itu dilengkapi dengan jendela yang tidak tembus pandang, kursi besi yang bisa merantai para tahanan.
Ketika dalam perjalanan menuju Penjara Ofer, Tamimi mengatakan mobil tidak melakukan pemberhentian agar bisa rehat sejenak.
"Saya ditahan di sel kendaraan tanpa apa pun untuk dimakan atau diminum hingga lewat tengah malam," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tamimi pun disambut oleh keluarganya yang telah menunggu di luar Penjara Ofer. Senyuman terukir di wajah keluarganya ketika menyambut kembali anak laki-lakinya itu.
Tamimi pun ikut keluarganya pulang ke Hebron yang berada di selatan Tepi Barat. Namun, mereka tidak bisa merayakan kepulangannya karena dilarang oleh Israel.
"Bilang kepada teman-temanmu," kata Tamimi mengulang ucapan penjaga penjara Israel. "Jika kami merayakan besar-besaran, saya akan kembali ke penjara."
Salhab Tamimi menjadi salah satu dari ratusan tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.
Selama gencatan senjata antara Israel dan Hamas, sebanyak 210 tahanan Palestina telah dibebaskan. Sementara, Hamas juga melepaskan sebanyak 70 warga negara Israel dan 27 warga negara asing.
Israel dan kelompok Hamas sedang melakukan gencatan senjata yang sedang diperpanjang pada hari ini, Kamis (30/11). Ini merupakan perpanjangan kedua sejak dimulai pada 24 November lalu.
Gencatan senjata pertama telah berlangsung selama empat hari pada 24-27 November, lalu diikuti perpanjangan tahap pertama pada 28-29 November.
Kesepakatan gencatan senjata ini muncul usai nyaris dua bulan Israel menggempur Palestina. Selama agresi, mereka menyerang warga dan objek sipil.
Imbas serangan Israel, lebih dari 15.000 warga di Palestina tewas. Korban jiwa itu didominasi oleh perempuan dan anak-anak.