Warga Mesir Ikut Pemilu di Tengah Konflik Gaza dan Inflasi Ekonomi

CNN Indonesia
Minggu, 10 Des 2023 12:20 WIB
Dalam Pilpres Mesir kali ini, petahana Presiden Abdul Fattah al-Sisi ikut untuk ketiga kalinya dan diprediksi akan kembali menang.
Dalam Pilpres Mesir kali ini, petahana Presiden Abdul Fattah al-Sisi ikut untuk ketiga kalinya dan diprediksi akan kembali menang. (AFP/YASSER AL-ZAYYAT)
Jakarta, CNN Indonesia --

Warga Mesir akan menuju ke tempat pemungutan suara pada Minggu (10/12) untuk menyampaikan pilihannya dalam pemilihan presiden yang kembali diikuti petahana Presiden Abdul Fattah al-Sisi ketiga kalinya.

Dalam pilpres kali ini, al-Sisi diprediksi akan memenangkan pertarungan dan kembali menjabat sebagai presiden untuk periode ketiga, di tengah situasi krisis ekonomi negara itu dan bayang-bayang perang di perbatasan dengan Jalur Gaza.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perang antara Israel dengan Hamas di perbatasan tersebut sedikit banyak memberi dampak yang cukup besar bagi sebagian besar masyarakat di Mesir.

Kemenangan dalam pemilu kali ini nanti bisa membawa Sisi untuk menjabat selama enam tahun.

Prioritas utama yang mesti dia selesaikan adalah mengendalikan inflasi yang hampir mencapai rekor tertinggi, mengelola kekurangan mata uang asing yang kronis, dan mencegah meluasnya konflik antara Israel dan penguasa Hamas di Gaza.

Diberitakan Reuters, pemungutan suara berlangsung dari jam sembilan pagi waktu setempat hingga jam sembilan malam, atau mulai pukul 14.00 WIB hingga 2.00 WIB esok hari.

Pemungutan suara ini akan digelar selama tiga hari. Hasilnya baru bisa diumumkan pada 18 Desember mendatang.

[Gambas:Video CNN]



Di sisi lain, kritikus memandang pemilu yang digelar di Mesir ini sebuah kepalsuan. Apalagi sebelumnya, tindakan keras terhadap yang berbeda pendapat dengan pemerintah terus terjadi.

Meski begitu, media pemerintah justru menyebutnya sebagai langkah menuju pluralisme politik.

Sementara itu, tiga kandidat yang memenuhi syarat untuk melawan Sisi dalam pemilu kali ini adalah tokoh yang sama sekali tidak terkenal di masyarakat. Calon penantang yang menonjol malah dihentikan pencalonannya pada Oktober lalu.

Pihak berwenang dan komentator di media lokal yang diawasi ketat oleh pemerintah mendesak warga Mesir untuk keluar dan memberikan suaranya.

Meski begitu, sejumlah orang mengatakan mereka tak tahu kapan pemilihan umum akan digelar hingga beberapa hari sebelumnya. Sementara yang lainnya mengatakan pemilihan ini tak akan mengubah banyak hal.

Lanjut ke sebelah..

'Tak Akan Ada Banyak Perubahan'

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER