Netanyahu Beri Sinyal Nego soal Gencatan Senjata di Gaza Jalan Lagi

CNN Indonesia
Senin, 18 Des 2023 17:22 WIB
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memberi tanda-tanda kesediaan mengupayakan negosiasi baru soal gencatan senjata dengan kelompok Palestina, Hamas. (AFP/Christophe Ena)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memberi tanda-tanda kesediaan mengupayakan negosiasi baru soal gencatan senjata dengan kelompok Palestina, Hamas.

Sinyal ini dikatakan Netanyahu dalam jumpa pers pada Sabtu (16/12). Dalam konferensi tersebut, Netanyahu membuka peluang soal negosiasi pembebasan sandera Hamas dan tahanan warga Palestina yang dipenjara Israel. Dalam perjanjian gencatan senjata pertama, pembebasan sandera dan tahanan ini bagian dari kesepakatan jeda pertempuran.

Dalam konferensi pers, Netanyahu tidak secara gamblang menyebutkan proses negosiasi gencatan senjata apakah sedang berjalan atau tidak. Namun, ia menegaskan ia sudah memerintahkan juru runding untuk terus menekan milisi Hamas dan mempercepat upaya pembebasan sisa warga Israel yang masih disandera kelompok tersebut.

"Instruksi yang saya berikan kepada tim perunding berdasarkan pada tekanan ini, yang tanpanya kita tidak punya apa-apa," kata Netanyahu, dikutip Al Jazeera.

Tekanan yang dia maksud merujuk ke penggunaan kekuatan militer atau serangan Israel ke Gaza. Netanyahu menilai tanpa kekuatan militer Israel tak akan berhasil membawa pulang para sandera.

Netanyahu lantas berjanji akan mempertahankan tekanan militer yang kuat terhadap Hamas.

"Hanya tekanan militer yang berkelanjutan akan mengarah ke pembebasan semua sandera," ungkap dia, dikutip dari situs resmi Israel.

Dalam kesempatan itu, Netanyahu juga turut mengkritik Qatar sebagai mediator negosiasi gencatan senjata.

"Kami serius mengkritik Qatar. Tetapi, saat ini kami mencoba memulihkan para sandera kami," ucap dia.

Sementara itu, dalam rilis resmi Hamas menegaskan posisinya untuk tak membuka negosiasi apapun sampai Israel berhenti melancarkan agresi.

"Gerakan ini mengkomunikasikan posisi ini kepada semua mediator," demikian menurut Hamas.

Pernyataan Netanyahu muncul usai kepala badan intelijen Israel, Mossad, bertemu dengan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.

Pertemuan mereka disebut berlangsung di Eropa. Namun, sejauh ini tak ada konfirmasi dari kedua pihak terkait pertemuan rahasia tersebut.

Qatar sebelumnya juga mengonfirmasi pembicaraan kemungkinan gencatan senjata baru tengah berlangsung.

Qatar adalah mediator Israel dan Hamas di konflik kali ini. Melalui upaya mereka, kedua pihak itu sempat sepakat gencatan senjata.

Israel dan Hamas sempat sepakat gencatan senjata pada 24 November dan diperpanjang dua kali hingga berakhir pada 30 November.

Usai kesepakatan damai berakhir, Israel menggempur habis-habisan Gaza. Imbas serangan mereka, sekitar 19.000 jiwa di Palestina meninggal.

(isa/rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK