Di sisi lain, petugas medis di Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis mengatakan mereka menghadapi krisis stok medis.
"Rumah sakit menerima lebih banyak pasien daripada kapasitasnya, faktanya kami mengalami menghadapi 300 persen dari kapasitas," kata dokter Ahmad Abu Mustafa dalam video yang dibagikan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tempat tidur penuh.. dan kami kekurangan segala macam persediaan obat-obatan," lanjutnya.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengimbau masyarakat internasional untuk meningkatkan dukungan, termasuk bantuan dalam mengevakuasi pasien.
Sejauh ini, perang Hamas dengan Israel sudah membuat 23 rumah sakit dan 53 pusat kesehatan tidak bisa beroperasi. Selain itu, ada 104 ambulans yang hancur.
Para korban pun masih banyak yang berada di bawah reruntuhan bangunan. Seperti yang terjadi di Zawayda, ketika masyarakat menarik jenazah warga mereka dari bawah reruntuhan yang jadi korban serangan Israel.
"Kami menarik sembilan syuhada, yang merupakan anggota dari sebuah keluarga yang sangat damai. Dua rumah yang berdekatan menjadi sasaran," kata direktur pertahanan sipil di daerah tersebut, Rami al-Aidi.
Ahmed al-Baz, seorang warga Palestina berusia 33 tahun yang mengungsi dari Kota Gaza, mengatakan tahun ini adalah "tahun terburuk dalam hidup saya".
"Tahun ini adalah tahun kehancuran dan keterpurukan," katanya dari kamp pengungsian. "Kami hanya ingin perang berakhir, dan memulai tahun baru dari rumah, dengan gencatan senjata yang diumumkan."
Berbagai mediator internasional juga terus berupaya untuk mendapatkan jeda baru dalam pertempuran ini.
Menurut laporan media lokal Israel, pejabat negara itu ada yang mengatakan mediator Qatar mengklaim ke Israel bahwa Hamas siap melanjutkan perundingan soal pembebasan sandera baru dengan imbalan gencatan senjata.
Delegasi Hamas pun ada yang berada di Kairo, Mesir, untuk membahas usulan negara tersebut soal gencatan senjata yang baru, pembebasan sandera, dan upaya mengakhiri perang. Usulan Mesir itu pun disebut sedang dalam peninjauan dan tanggapannya akan ada dalam beberapa hari ke depan.
PBB menyebut lebih dari 85 persen dari 2,4 juta penduduk Gaza terpaksa meninggalkan rumah mereka. Bukan cuma itu, perang Hamas dengan Israel ini juga meningkatkan ketegangan di seluruh wilayah dan kawasan tersebut.
(afp/end)