Hingga kini penyebab kecelakaan dan tabrakan antara pesawat Japan Airlines dan pesawat pengirim bantuan itu belum diketahui.
NHK melaporkan manufaktur pesawat Airbus asal Prancis bakal mengirim tim spesialis untuk membantu penyelidikan kecelakaan ini.
Airbus mengatakan pengiriman tim ini sejalan dengan rekomendasi Organisasi Penerbangan Sipil Internasional. Produsen pesawat tersebut mengatakan kepada NHK bahwa tujuan pengiriman tim adalah untuk memberikan bantuan teknis kepada otoritas keselamatan transportasi Jepang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Insiden tabrakan pesawat di landasan pacu ini membuat sejumlah maskapai menjadwal ulang hingga membatalkan total hingga 100 penerbangan.
Jadwal sekitar 100 penerbangan dari dan menuju Bandara Haneda yang mencakup sekitar 19 ribu penumpang terpaksa berubah gegara insiden ini.
Japan Airlines membatalkan 44 penerbangan domestik ke dan dari Haneda. All Nippon Airways membatalkan 54 penerbangan domestik dan satu penerbangan internasional.
Sementara itu, perusahaan Kereta Api Jepang Pusat mengumumkan akan menyediakan layanan kereta cepat tambahan pada Rabu sebagai tanggapan atas pembatalan penerbangan domestik. Pihaknya telah menjadwalkan empat layanan kereta cepat tambahan dari Tokyo ke stasiun Shin-Osaka.
Kedutaan Besar RI (KBRI) Tokyo langsung berkoordinasi dengan otoritas Bandara Haneda Jepang, mencari informasi kemungkinan adanya warga negara Indonesia (WNI) dalam insiden pesawat Japan Airlines yang terbakar pada Selasa (2/1) sore.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha mengatakan saat ini KBRI Tokyo sedang bergerak untuk berkoordinasi, pasca insiden ini.
"KBRI Tokyo sedang berkoordinasi dengan otoritas bandara mengenai kemungkinan adanya penumpang WNI pada pesawat JAL (Japan Airlines) tersebut," kata Judha dalam keterangannya.
Selain itu, KBRI Tokyo juga mengantisipasi kemungkinan adanya WNI yang terjebak di Bandara Haneda, karena adanya pembatalan sejumlah penerbangan.
(rds)