Pasukan Israel juga pernah menjatuhkan satu ton bom ke rumah Salah Shehadeh, pemimpin Brigade Al Qassam saat Intifada Kedua.
Angkatan Udara Israel kala itu menjatuhkan satu ton peledak di rumah Shehadeh di lingkungan al-Daraj di Kota Gaza. Shehadeh dan seluruh keluarganya meninggal bersama dengan 7 anak tetangganya.
Shehadeh adalah sosok yang bertanggung jawab untuk mengawasi pembuatan roket Al Qassam dan penyelundupan senjata besar Hamas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendiri gerakan Hamas, Ahmed Yassin, dirudal oleh pasukan Israel saat hendak salat subuh di Kota Gaza pada 2004.
Yassin merupakan warga desa di luar Ashelon yang dimusnahkan secara etnis oleh tentara Israel selama peristiwa Nakba. Dia dan keluarga akhirnya melarikan diri ke Gaza sebagai pengungsi.
Bapak Al Qassam, Adnan Al Ghoul, pernah dibunuh Israel dengan rudal yang menyasar mobilnya pada 2004 silam.
Al Ghoul dikenal karena membangun sistem pengiriman roket bagi Brigade Al Qassam. Dia bekerja sebagai asisten dari Yahya Ayyash.
Al Ghoul juga merupakan pelopor penggunaan improvised explosive devices (IED) terhadap pasukan Israel di Gaza.
Kepala logistik Hamas, Mahmoud al Mabhouh, dibunuh oleh Israel di kamar hotelnya di Dubai setelah dilacak oleh 11 agen Mossad menggunakan paspor asing.
Kematiannya sempat membingungkan polisi karena pintu kamar hotel dia terkunci dari dalam.
Polisi baru mengetahui bahwa dia diberi relaksan otot yang kuat oleh para pembunuh, disengat listrik, dan dikekep bantal sampai mati lemas.
Pembunuhan Mabhouh ini sempat membuat masalah diplomatik karena keterlibatan paspor Inggris dan Eropa. Beberapa negara Eropa pun meluncurkan penyelidikan atas aktivitas Mossad dan bahkan menangkap salah satu tersangka di Polandia atas perintah Jerman.
Mabhouh sendiri dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab untuk pengadaan persenjataan dan peralatan Hamas.
(blq/dna)