Faksi bersenjata Houthi di Yaman menegaskan masa bodoh kembali dilabel Amerika Serikat sebagai kelompok teroris global.
Kelompok yang menguasai sebagian besar Yaman itu menyatakan label teroris yang diberikan AS itu tak akan menyusutkan semangat mereka tetap membela Palestina dari agresi Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keputusan AS tidak akan memiliki pengaruh di lapangan," kata juru bicara Houthi, Mohamed Abdel Salam kepada televisi Al Jazeera, seperti dikutip dari Middle Eas Monitor.
"Penunjukan yang diberikan Amerika (Houthi teroris global) tidak akan menghalangi kami untuk mendukung Palestina dan rakyat Palestina," tutur Abdel Salam.
Houthi juga bersumpah akan terus menyerang dan membajak kapal-kapal milik Israel, AS dan negara-negara sekutu di Laut Merah.
Milisi tersebut menyampaikan serangan-serangan di Laut Merah dimaksudkan untuk memberikan tekanan besar terhadap Israel yang melancarkan agresi militer ke Palestina.
Houthi juga mengaku tak gentar dengan serangan-serangan AS-Inggris dan sejumlah negara terhadap markas mereka di Yaman.
Sebelumnya, AS dan Inggris membombardir sekitar 30 titik yang diklaim sebagai basis Houthi di Yaman dengan 150 lebih rudal. Serangan itu dimaksudkan agar Houthi berhenti 'mengganggu' kapal-kapal di Laut Merah.
Terbaru, AS kembali melancarkan serangkaian serangan udara ke beberapa wilayah di Yaman yang kini dikuasai milisi Houthi pada Rabu (17/1).
Dua pejabat AS mengatakan kepada CBS News gempuran terbaru ke Yaman ini merupakan balasan atas serangan drone Houthi yang menghantam kapal kargo komersialnya di Teluk Aden pada Rabu malam waktu setempat.
Seorang pejabat AS menuturkan AS menggunakan rudal Tomahawk untuk menargetkan setidaknya 14 pelontar rudal dan roket Houthi. AS meyakini alutsista tersebut telah digunakan Houthi untuk menyerang berbagai kapal komersial yang melintas di Laut Merah.
(tim/bac)