Dalam pemilu kali ini, Prabowo menggambarkan dirinya sebagai kakek gemoy. Dia menggunakan TikTok untuk mendapatkan dukungan anak muda, yang menjadi kunci dalam pilpres Indonesia 2024.
Nyaris 60 persen pemilih Indonesia berusia di bawah 40 tahunatau generasi milenial dan generasi Z. Tak banyak dari mereka yang mengetahui peristiwa 1998 dan jauh sebelum itu, saat terjadi penculikan aktivis maupun pembantaian di Timor Timur yang diduga kuat melibatkan Prabowo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih jauh, Abuza turut memberikan catatan mengenai potensi berdirinya "politik dinasti" di Indonesia.
Dia menyoroti Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berusaha mewariskan kepemimpinannya kepada putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, selaku calon wakil presiden Prabowo.
"[Upaya ini merupakan] noda pada warisan presiden yang populer ini," tulis Abuza.
Nasib demokrasi di Indonesia juga menjadi perhatian tersendiri bagi Abuza.
Abuza menyoroti kebebasan pers yang terancam jika Prabowo menang, terutama jika mengingat berbagai tuduhan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang diduga dilakukan Prabowo di masa lalu.
Pada pemilu 2019, Prabowo sempat mengancam demokrasi kala bersumpah akan mengerahkan pendukungnya untuk membatalkan hasil pemilu periode itu.
Menteri Pertahanan RI ini juga pernah mendorong pengesahan rancangan undang-undang (RUU) Pilkada yang menyerahkan kembali pemilu ke tangan DPRD, menghilangkan pemilu langsung oleh rakyat.
Zachary Abuza adalah profesor di National War College di Washington sekaligus guru besar di Universitas Georgetown.
Per Jumat (16/2) pukul 14.00 WIB, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat Prabowo Subianto meraup 57 persen suara, jauh melampaui capres nomor urut 01 Anies Baswedan dengan 24,98 persen dan capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo dengan 18,02 persen.
(blq/bac)