Pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming unggul di negara pimpinan Ferdinand Marcos Jr atau dikenal Bongbong, Filipina.
Menurut real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) per Senin (19/2), Prabowo-Gibran meraih suara 52,24 persen atau 478 suara dari lima tempat pemungutan suara luar negeri (TPSLN) di Manila.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lawan mereka, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar meraih 9,18 persen atau 84 suara, sementara Ganjar Pranowo-Mahfud MD 38,58 persen atau 353 suara.
Di wilayah lain yakni di Davao City, Prabowo juga menang telak.
Berdasarkan laporan real count KPU, Prabowo mendapat 65,93 persen atau 685 suara dari 11 TPSLN di Davao City.
Sementara itu, Anies meraih 21,17 persen atau 220 suara dan Ganjar 12,9 persen atau 134 suara.
Dari situs KPU, hasil suara dari kedua wilayah tersebut sudah di angka 100 persen.
Indonesia telah menggelar pemilu pada 14 Februari lalu. Dari hasil sejumlah hitung cepat sejumlah survei, Prabowo unggul hingga 57-58 persen.
Saat masa kampanye dan sebelum pencoblosan, Filipina sempat menjadi sorotan warga Indonesia.
Sejumlah pihak menilai cara kampanye Prabowo di pemilu kali ini mirip saat Bongbong kampanye pada 2022 lalu.
Ketika itu, Bongbong disebut memanfaatkan media sosial dengan menyebarkan disinformasi untuk menggaet suara anak muda.
Bongbong merupakan anak eks Presiden Filipina Ferdinand Marcos Sr yang dianggap diktator saat memimpin negara itu.
Sejumlah pihak menilai cara kampanye Bongbong untuk menutupi jejak masa lalu ayahnya.
Prabowo juga melakukan langkah serupa. Ia berjoget gemoy saat pengambilan nomor urut pasangan capres-cawapres di KPU pada pertengahan November lalu.
Momen itu kemudian viral di media sosial. Tindakan serupa terus dilakukan Prabowo saat berkampanye hingga debat capres.
Beberapa pakar politik menilai kampanye Prabowo untuk menutupi dugaan pelanggaran HAM dia di masa lalu.
Dia pernah menjadi komandan pasukan khusus, Kopassus, tetapi diberhentikan usai unit itu menculik dan menyiksa aktivis politik pada 1998.
Dari 22 aktivis yang diculik di tahun tersebut 13 orang masih hilang. Prabowo selalu membantah melakukan kesalahan dan tak pernah dituntut terkait tuduhan tersebut.
Prabowo juga dituduh terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia di Papua dan Timor-Leste, termasuk pembantaian tahun 1983 di desa Kraras, Timor. Dia juga membantah tuduhan tersebut.
(bac/isa/bac)