Milisi Houthi di Yaman menyebut syarat untuk menghentikan serangan mereka ke jalur perdagangan internasional Laut Merah adalah dengan gencatan senjata di Gaza.
Dalam pernyataannya pada Selasa (27/2), pihak Houthi mengatakan hanya akan mempertimbangkan kembali serangan rudal dan drone mereka di Laut Merah setelah Israel mengakhiri agresinya di Gaza.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditanya apakah mereka akan langsung menghentikan serangan jika gencatan senjata disepakati, juru bicara Houthi Mohammed Abdulsalam mengatakan akan meninjau kembali jika pengepungan berakhir dan bantuan kemanusiaan bebas masuk Gaza.
"Tidak akan ada penghentian operasi apa pun kecuali ketika agresi Israel di Gaza dan pengepungan berhenti," kata Abdulsalam, dikutip Reuters.
Awal pekan ini, kapal curah milik Yunani berbendera Kepulauan Marshall, dihantam rudal 3 mil laut dari posisi kapal tersebut.
Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) mengirim peringatan usai insiden itu. Awak dan kapal dilaporkan selamat dan bisa melanjutkan perjalanan ke pelabuhan selanjutnya.
Risiko pengiriman melalui kapal yang melintasi Laut Merah semakin berisiko, karena Houthi berulang kali melakukan serangan di perairan itu dan di Selat Bab al-Mandab.
Sejak November, Houthi gencar menyasar kapal-kapal terkait Israel yang melintas di perairan itu, sebagai tindakan solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza.
Houthi bahkan mengaku sudah mengirim pemberitahuan resmi kepada pejabat pelayaran dan perusahaan asuransi, terkait larangan terhadap kapal-kapal terkait Israel, Amerika Serikat dan Inggris, untuk menghindari Laut Merah.