Dikutip dari Associated Press, salah satu alasan mengapa misi pencarian ini tak kunjung berhasil yaitu karena tidak ada yang tahu persis di mana harus mencari pesawat tersebut.
Samudera Hindia adalah samudra terluas ketiga di dunia dan pencarian dilakukan di wilayah yang sulit, di mana para pencari mesti menelusuri laut berkedalaman sekitar 4 kilometer (2,5 mil) sambil diterjang cuaca buruk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebetulnya bukan hal lazim jika pesawat menghilang di laut dalam. Namun, jika hilang, sisa-sisa pesawat akan sangat sulit untuk ditemukan.
Menurut data Aviation Safety Network, puluhan pesawat telah hilang selama 50 tahun terakhir.
Pemerintah Malaysia baru-baru ini menyatakan bakal melanjutkan pencarian jika memang ada bukti baru yang bisa dipercaya.
Saat ini mereka sedang mempertimbangkan proposal Ocean Infinity untuk melakukan pencarian menggunakan teknologi baru. Meski begitu, tidak jelas apakah perusahaan tersebut punya bukti baru mengenai lokasi hilangnya pesawat MH370.
Insiden MH370 ini menjadi pelajaran berharga bagi dunia penerbangan. Mulai 2025, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional akan mewajibkan pesawat membawa perangkat yang akan mengirimkan posisi mereka setiap menit jika mengalami masalah.
Ini untuk mempermudah pihak berwenang menemukan lokasi pesawat.
Perangkat ini nantinya bekerja secara otomatis dan tidak bisa dimatikan secara manual.
Namun demikian, aturan ini hanya berlaku bagi pesawat-pesawat baru, bukan pesawat-pesawat lama yang masih beroperasi hingga kini.
(blq/bac)