Kepemimpinan Erdogan juga bukan tanpa kontroversi. Dari sosok reformis, ia kini dianggap oleh sebagian pihak sebagai salah satu pemimpin yang otoriter, seperti dikutip The HuffPost.
Pada 2013, ia memenjarakan beberapa pejabat militer senior Turki seumur hidup karena merencanakan penggulingan partainya, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP). Dia juga kerap memerintahkan penindakan terhadap para demonstran yang memprotes pemerintahannya.
Sejak 2016, Turki tak segan memenjarakan ribuan personel militer, puluhan ribu polisi, hakim, aktivis, hingga warga sipil buntut upaya kudeta untuk menggulingkan Erdogan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa kali, Erdogan juga tercatat mengubah konstitusi Turki yang menurut banyak pihak dilakukan guna melanggengkan kepemimpinannya.
Erdogan bahkan sempat dinilai melakukan hasutan kebencian terkait agama hingga mengirimnya ke bui.
Saat masih menjabat wali kota, pemimpin kelahiran 1954 ini pernah membacakan puisi yang membandingkan masjid dengan barak, menara dengan bayonet, dan penganut agama dengan tentara.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Erdogan Beri Selamat ke Prabowo sampai Dokter di Korsel Resign Massal |
Akibatnya, Erdogan dihukum sepuluh bulan penjara dan dipecat dari posisi wali kota.
Pada 2020, Erdogan pernah mendapat kritik dan kecaman saat ia memutuskan mengubah kembali Hagia Sophia menjadi masjid.
Ia menganggap penetapan Hagia Sophia sebagai masjid menunjukkan kebangkitan Islam dan menandai era sekularisme di Turki.
(blq/end)