Sheikh Said Ismagilov merupakan salah satu Mufti Administrasi Keagamaan Muslim di Ukraina. Ia menjadi sosok yang melarang umat Muslim di Rusia untuk ikut terjun dalam perang invasi Rusia.
Ismagilov lahir di Donetsk pada 1978. Ia juga berasal dari suku yang sama seperti Tajuddin yaitu Volga Tatar.
Mulanya, ia merupakan lulusan Donetsk Polytechnic College dan lulus pada 1997.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya pada 2002 dan mengambil fokus filsafat keagamaan di Institut Kecerdasan Buatan Negara Donetsk dan menerima gelar Sarjana Filsafat dan gelar Magister Studi Keagamaan.
Pada 2009, Ismagilov terpilih menjadi Mufti di Administrasi Keagamaan Muslim Ukraina (Ummah).
Pada beberapa tahun lalu, ia kerap membuat beberapa pernyataan untuk menentang perilaku diskriminatif yang terjadi di Eropa.
Bahkan ia juga ikut serta dalam pembebasan seorang pendeta Katolik dari penawanan, bersama perwakilan beberapa pemuka agama lainnya di Eropa, seperti dikutip dari risu.ua.
Langkahnya yang menentang segala penyimpangan yang terjadi pada umat Muslim Eropa yang membuatnya menyatakan fatwa bahwa seluruh umat Muslim di Ukraina harus membela diri melawan invasi Rusia dan melarang Muslim di Rusia untuk turut bergabung dalam tindakan keji tersebut.
Namun sejak Rusia mulai melakukan invasi hingga mencapai beberapa titik Ukraina, ia turut bergabung menjadi sukarelawan di garis depan.
Ismagilov sebagai seorang Mufti dan pejuang tetap mendukung upaya tersebut dan yakin bahwa akan ada titik terang dari konflik ini.
Meskipun berasal dari latar belakang suku yang sama, keduanya hingga saat ini masih melakukan beberapa upaya guna mendukung negaranya masing-masing. Ini dapat membuktikan bahwa mereka masih memegang jiwa nasionalisme di tengah perbedaan pendapat.
(bac/val/bac)