Pengamat HI Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah punya pandangan tak beda jauh.
Rezasyah memandang upaya China dan Jepang mengundang Prabowo sebagai bentuk mencuri hati dia demi meneruskan kerja sama yang sudah ada.
"Kedua negara tersebut bersaing mengambil hati Bapak Prabowo sejak dini," ungkap dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rezasyah lalu mengatakan misi dan tujuan lawatan Prabowo akan merujuk ke dokumen kerja sama. Dokumen pertama Comprehensive Strategic Partnership dengan China, dan Comprehensive Strategic Partnership dengan Jepang.
Prabowo telah mengevaluasi dan mendalami masing-masing dokumen saat dialog bilateral tingkat pertahanan.
Kedua dokumen terkini atas masing-masing negara yang terkait program Prabowo hingga posisi Indonesia di masa depan.
Sejumlah pengamat menilai Indonesia, di era Jokowi, cenderung dekat ke China.
China merupakan mitra dagang terbesar Indonesia dengan nilai yang menembus US$133,56 miliar pada Oktober 2023.
Di luar kedekatan dengan Indonesia, China berseteru dengan Amerika Serikat di Indo-Pasifik.
Melihat kunjungan Prabowo ke China, Yon menilai AS bakal cemas.
"Ya akan membuat khawatir," kata Yon.
Dalam beberapa dekade, AS mengesampingkan Indo-Pasifik. Mereka baru melirik kawasan tersebut belakangan ini.
Prabowo, apalagi, dinilai akan mendalami posisi rivalitas China dengan AS. Namun, Indonesia, di bawah Prabowo, nantinya, harus tetap menjaga sikap bebas aktif.
"Indonesia harus menjaga sikap bebas aktif agar tidak termasuk perseteruan Amerika-China," ujar Yon.
(isa/bac)