Sebuah lembaga Think-Tank yang berfokus pada kebijakan luar negeri Chatham House, menyatakan bahwa Iran akan mengambil tindakan sendiri jika terdapat ancaman berlebih dari Israel dan sekutunya yang terus berlanjut.
Mereka juga menambahkan bahwa waktu menjadi kunci penentu yang penting bagi Iran. Oleh sebab itu, Iran menempatkan dirinya dalam dilema yang sama dengan Israel.
Namun, Iran yang kini mempunyai kekuatan militer yang memadai merasa optimis untuk dapat menepis serangan Israel yang sewaktu-waktu datang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iran kini memiliki sejumlah sekutu yang cukup kuat untuk bisa berkiprah di dalam konflik itu. Seperti China yang memuji tindakan Iran hingga Rusia yang disebut ingin membantu Teheran melawan Israel.
Sebanyak 17 Orang delegasi Iran yang dikabarkan melakukan tur ke sebuah pabrik persenjataan Rusia secara diam-diam kian memperkuat niat negara Beruang Merah tersebut.
Menurut laporan Washington Post, Iran telah membuka babak baru dalam hubungannya dengan Rusia lewat kesepakatan pada 2022 untuk memasok ribuan drone dan rudal demi membantu Moskow berperang melawan Ukraina.
Hubungan kedua negara kini diperluas dengan kedua negara yang saling sepakat untuk bekerja sama, termasuk janji Rusia yang bersedia untuk memberikan jet tempur canggih dan teknologi pertahanan udara kepada sekutunya.
Seorang peneliti ahli Iran dalam konflik Timur Tengah dan kebijakan luar negeri, Mostafa Najafi berpendapat bahwa Teheran telah menguraikan reaksinya terhadap apa yang mungkin terjadi selanjutnya.
"Iran juga telah mempersiapkan diri untuk respons tingkat kedua. Jika respons pertama Iran mengarah pada respons Israel, maka Iran akan membuat respons tingkat kedua menjadi lebih parah. Oleh karena itu, kita dapat memperkirakan peningkatan ketegangan antara Iran dan Israel dalam beberapa hari, minggu, dan bahkan bulan mendatang," kata Najafi kepada Newsweek.
Ancaman nyata yang dapat muncul dari Iran terhadap Israel menjadi bayang-bayang kelam komunitas internasional.
Iran yang tengah mempersiapkan berbagai kemungkinan turut menghadapi kondisi dilematis. Tetapi, belum ada keterangan lebih lanjut dari niat Iran yang ingin menyerang Israel.
Oleh sebab itu, Iran masih memposisikan diri sebagai negara yang waspada terhadap ancaman yang ada. Terutama terhadap tindakan yang dapat dilayangkan dari beberapa negara Barat yang tergabung sebagai sekutu Israel.
(val/bac)